SOLOK, HARIANHALUAN.ID- Jelang pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solok, peta politik di kota serambi madinah itu mulai banyak dibahas. Mulai dari perebutan rekomendasi partai atau “tiket”untuk menjadi calon peserta hingga rumor pilihan satu pasang calon alias melawan kotak kosong.
Meski masih jauh dari tahapan Pilkada karena KPU membuka pendaftaran pada tanggal 27-29 Agustus 2024. Namun, analisa politik untuk siapa calon pemimpin di Kota Solok semakin menarik karena masyarakat berhak melihat siapa calon yang akan ia pilih.
Perebutan tiket dari partai itu menguak ketika Nofi Candra, tokoh politik yang digadang-gadang ikut kontestasi di Kota Solok itu tidak mendapat rekomendasi partai setelah munculnya video pernyataan Andre Rosiade (politisi Gerindra) yang terang-terangan memberikan dukungan kepada salah satu Paslon yakni Ramadhani dan Suryadi. Padahal Nofi Candra adalah kader dari Gerindra.
“Kami bisa menduga ini. Padahal Nofi Candra yang kami anggap punya peluang besar mendapat dukungan dari partai besutan Prabowo yang punya riwayat turut membantu mendulang suara untuk partai tersebut tapi kini malah sebaliknya, ia tidak dapat rekomendasi,”ucap Robby simpatisan Nofi Candra.
Menurutnya, Nofi Candra punya peluang besar untuk menang dalam percaturan Pilkada Kota Solok.
“Kami memahami manuver politik. Tidak dapatnya Nofi Candra rekomendasi partai, ini membuka jalan bagi pesaing atau lawan politik Nofi Candra,”ucap Robby menambahkan.
Pemerhati politik lokal, Oky Adhadi mengatakan, jika pertarungan dengan kotak kosong benar-benar terjadi, maka menjadi preseden buruk di Pilkada Kota Solok.
“Sejauh ini masyarakat telah membaca begitu banyak minat dan antusias peserta yang masuk bursa calon wali kota atau pun wakil wali kota bahkan sudah ada yang memastikan pasangannya. Jika pada waktunya nantik pesaing petahana ada tidak ada yang mendapatkan tiket tentunya ini patut dicurigai ada upaya agar terjadinya Paslon lawan kotak kosong,”tutur Oky.
Ia menambahkan, jika itu terjadi maka pertanda demokrasi di Kota Solok tak lagi berjalan dengan semestinya.
“Demokrasi di Kota Solok sudah mati karena partai tidak lagi membawa aspirasi masyarakat,”kata Oky.
Sebagaimana diketahui, pendaftaran resmi oleh KPU pada tanggal 18 Agustus 2024 sejumlah nama-nama yang masuk bursa pilkada mulai mengerucut kepada dua nama pasang bacalon yakni Ramadhani Kirana Putra – Suryadi Nurdal dan Nofi Candra – Leo Murphy.
Ramadhani – Suryadi sejauh ini klaim telah mengantongi rekomenadasi untuk melaju untuk berangkat dari Nasdem, PKS dan Gerindra.
Secara kursi untuk maju pasangan Ramadhani – Suryadi telah jauh berlebih dari jumlah 4 kursi yang dipersyaratkan.
Sementara itu, Nofi Candra -Leo Murphy secara kepartaian Leo Murphy telah mendapatkan dukungan dari Golkar sebagai partai pemenang pemilu dengan perolehan 3 kursi di DPRD Kota Solok. Namun, masih membutuhkan pertambahan dukungan partai politik untuk memenuhi persyaratan minimal 4 kursi.