Untuk menjawab hal tersebut, ia bertekad mengembalikan peran ayah dalam sebuah keluarga agar dampak jangka panjangnya akan dirasakan oleh generasi selanjutnya. Ia melihat, betapa kesetaraan antara laki-laki dan perempuan begitu penting dalam membangun nilai-nilai dalam keluarga.
“Saat ini, banyak sekali hak-hak perempuan yang diabaikan. Perempuan dituntut untuk serba bisa, sedangkan mereka tidak pernah mendapatkan haknya sebagai seorang perempuan. Ini yang menjadi permasalahan sehingga dampaknya akan dirasakan juga oleh anak,” ujarnya lagi.
Dikatakannya, kemerosotan moral yang terjadi di Kota Padang saat ini bukan tidak ada jalan keluarnya, hanya saja penyelesaian terkadang tidak dimulai dari akar permasalahan dan isunya sering dialihkan.
“Saya sebagai satu-satunya perempuan di bursa calon Wali Kota Padang, tentu juga menjadi booming. Kenapa, karena orang-orang mengira perempuan harusnya di rumah, bukan malah menjadi pemimpin. Kemiringan sosial seperti inilah yang ingin saya hilangkan, bahwa, perempuan juga memiliki power untuk memimpin dan membawa perubahan,” kata Sovia.
Ia juga mengatakan bahwa, pentingnya pemberdayaan perempuan tepat sasaran. Nantinya, ia akan mengevaluasi siapa yang menerima pemberdayaan perempuan tersebut sehingga manfaatnya dirasakan dan berefek langsung kepada perempuan-perempuan yang ada di Kota Padang.
“Selama ini, tidak ada evaluasi ataupun laporan yang akuntabel mengenai siapa saja yang menerima pemberdayaan tersebut. Jika ini terstruktur, tentu impactnya akan dirasakan langsung oleh si penerima, itu yang tidak ada saat ini,” ucapanya.
Oleh karena itu, kedepannya, ia ingin menjunjung tinggi hak-hak perempuan, menjadikan perempuan memiliki daya dan power dalam bertindak sehingga antara hak dan kewajiban tidak lagi berat sebelah.