Vasco Ruseimy Akhirnya Buka Suara: Gerindra-PKS Tidak Pernah Kawin Paksa!

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Politisi muda Partai Gerindra yang ditugaskan Presiden terpilih Prabowo Subianto maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Barat 2024, Vasco Ruseimy menjadi narasumber perdana tayangan Podcast Haluan Talk, Sabtu (17/8/2024).

Wawancara eksklusif yang dipandu Jurnalis Senior Sumatera Barat, Zul Effendi ini adalah kali pertama kemunculan Vasko di media massa maupun media sosial pasca dirinya diumumkan sah berpasangan dengan Mahyeldi Ansharullah.

Pada kesempatan itu, Vasco akhirnya buka suara soal proses pemasangan dirinya dengan Gubernur Incumbent Mahyeldi Ansharullah yang telah diumumkan poros koalisi PKS-Gerindra.

Dalam kesempatan itu, Vasco menjawab blak-blakan beberapa poin pertanyaan publik terkait dengan kemunculan dirinya di panggung politik Sumatera Barat.

Termasuk soal kekhawatiran bahwa pasangan ini telah ‘Kawin Paksa’ di bawah todongan ancaman kasus hukum yang diarahkan ke PKS Sumbar selama tiga periode kepemimpinan terakhir.

“Inilah uniknya Sumatera Barat, orang kita suka menduga-duga, berspekulasi bahkan cenderung percaya teori konspirasi. Yang jelas hubungan saya dengan Buya Mahyeldi dan Uda Wagub Audy baik-baik saja,” ujarnya membuka perbincangan.

Menurut Sarjana Teknik Universitas Indonesia (UI) ini , salip menyalip antara dirinya dengan Audy Joinaldy tidaklah pernah terjadi. Dirinya, dengan Audy yang kini telah berpindah ke Partai Golkar sudah kenal lama. Dengan adik Audy saja, Vasco sangat dekat di Jakarta.

“Tidak ada salip menyalip, sampai detik ini hubungan Audy dengan Buya Mahyeldi sangat baik. Tapi dengan adanya kepentingan politik yang lain sengaja di goreng, sehingga terjadilah apa yang dibicarakan. Namun berdasarkan mata kepala saya, mereka berdua masih saling berkomunikasi dengan baik,” ucap Vasco.

Vasko Ruseimy menjelaskan, terciptanya poros PKS-Gerindra dan persandingannya dengan Mahyeldi, berangkat dari suatu kesamaan visi dan tujuan dalam membangun peradaban Sumatera Barat.

Keputusan politik itu, diambil untuk mempercepat terjadinya akselarasi pembangunan di Sumatera Barat di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang punya sejarah dua kali menang Pilpres di Sumatera Barat.

“Itulah dia Presiden kita Prabowo Subianto, meskipun pada Pilpres lalu beliau kalah di Sumbar, tapi beliau tetap berniat membangun Sumbar, beliau berharap tidak boleh melupakan Sumbar. Meskipun kita kalah, tapi perhatian bagi Sumbar tidak boleh tidak. Sumbar punya nilai historical tersendiri bagi Prabowo,” ucap Vasco menirukan pesan khusus sang presiden terpilih.

Vasco menyebut lima tahun terakhir, PKS dan Gerindra di Sumatera Barat memang tidak harmonis bahkan selalu berada dalam posisi bersebrangan. Kondisi itu harus diakui menjadi salah satu kendala pembangunan daerah.

“Dari situ kiat pelajari bahwa kita butuh akselarasi dan keinginan bersama.untuk membangun Sumbar. Jadi jangan lagi saling serang. Mari memundurkan ego masing-masing. Itu poin dari keputusan pimpinan partai,” tegasnya.

Vasco menekankan, proses politik yang terjadi antara dirinya dengan Buya Mahyeldi, semata-mata terjadi demi terwujudnya percepatan pembangunan Sumatera Barat di segala bidang.

Kebersamaan dengan PKS seperti halnya yang pernah terjadi pada era kepemimpinan Irwan Prayitno-(alm) Nasrul Abit, ditakdirkan kembali terulang untuk menciptakan Sumatera Barat lebih baik.

Pasangan Mahyeldi-Vasco, tercipta atas dasar kesepahaman itu. Apalagi, kolaborasi dan kerja sama yang telah diperjuangkan Ketua DPD Gerindra Sumbar, Andre Rosiade di tingkat pusat selama ini, telah terbukti ikut andil dalam percepatan pembangunan sejumlah infrastruktur strategis penting.

Seperti proyek pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, percepatan pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru dan sebagainya.

Vasco menyadari, saat ini memang mulai terjadi pembelahan polarisasi dukungan masyarakat Sumbar. Ada yang menginginkan perubahan, serta ada yang mendengungkan keberlanjutan sebagaimana lazimnya kontestasi politik lima tahunan.

“Namun bagi kami, kita semua pada dasarnya punya visi yang sama. Meskipun caranya berbeda, tapi inilah waktu bagi kita untuk menjadikan pesta demokrasi ini untuk menyatukan dan merangkum semu kekuatan demi membangun Sumatera Barat yang lebih baik,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version