Jubir Mahyeldi-Vasco Angkat Bicara Soal Aduan Pedagang Masjid Raya ke OTW

Jubir Mahyeldi-Vasco

Juru Bicara (Jubir) pasangan calon Mahyeldi-Vasco Ruseimy, Reido Deskumar

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Juru Bicara (Jubir) pasangan calon Mahyeldi-Vasco Ruseimy, Reido Deskumar menyayangkan cara-cara yang dilakukan rivalnya dengan jargon OTW tersebut.

Menurut Reido, OTW terkesan berpolitik tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Seharusnya seorang calon memimpin mengedepankan adu gagasan, bukan malah menyerang dengan hal yang mengada-ngada.

“Hari ini, kita melihat, cara-cara yang dilakukan oleh rival Mahyeldi-Vasco minim dengan gagasan. Apa yang dilakukan juga tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi,” kata Reido di Padang, Sabtu (24/8/2024).

Dia pun mencontohkan terkait adanya isu atlet Papernas yang tidak diperhatikan. Padahal, fakta sebenarnya, Mahyeldi sangat konsen dan memperhatikan para atlet tersebut.

“Nyatanya, pihak Pemprov Sumbar, Buya Mahyeldi sudah menganggarkan anggaran untuk atlet Papernas tersebut Rp1 miliar dalam anggaran perubahan. Dan juga sudah ada klarifikasi yang disampaikan pemprov via dinas terkait,” katanya.

Kemudian, soal para pedagang di Masjid Raya Syekh Khatib Al-Minangkabawi yang diisukan digusur, kemudian mengadu ke OTW. “Nyatanya, memang ada standarisasi yang dilakukan di masjid tersebut. Sudah dijelaskan juga kepada para pedagang, bahwa dalam waktu dekat Masjid Raya Syekh Khatib Al-Minangkabawi akan menjadi masjid percontohan nasional, tentu perlu adanya standar yang harus ditertibkan,” kata Reido.

Pihaknya juga menegaskan, pedagang tidak digusur dan hanya penertiban sementara, karena pemenuhan standarisasi tersebut. “Yang juga harus diperhatikan, bahwa terkait stand para pedagang itu, tentu harus ada penganggarannya terlebih dahulu. Bukan berarti hari ini ditertibkan, kemudian hari ini juga dibangun. Ada mekanisme penganggaran yang harus kita patuhi,” kata Jubir Mahyeldi-Vasco.

Dia pun mengajak agar kontestasi Pilgub Sumbar 2024 ini menggunakan cara politik yang santun, dengan mengedepankan adu gagasan. “Yuk kita main gagasan, jangan main aksi-aksi yang memang terkadang tidak relevan juga dengan yang terjadi sebenarnya di lapangan. Politik yang santun, pemimpin itu menciptakan suasana sejuk, bukan suasana gaduh,” ucapnya. (*)

Exit mobile version