PADANG, HARIANHALUAN.ID – Konstelasi politik jelang pesta demokrasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Barat tahun 2024 dipastikan akan menjadi partai pertarungan Head To Head antara pasangan Mahyeldi Ansharullah-Vasko Ruseimy melawan kandidat poros penantang Epyardi Asda-Ekos Albar.
Pertarungan politik yang mempertemukan kandidat jagoan poros PKS-Gerindra-Demokrat melawan PAN,Golkar, Nasdem, Partai Buruh dan Prima ini, diprediksi akan berlangsung sengit. Elit Politik diharapkan memainkan politik narasi gagasan daripada memainkan politik kebencian yang akan memicu terjadinya perpecahan.
Pengajar Ilmu Politik dari Universitas Andalas (UNAND), Andri Rusta menilai, pentas politik Sumatra Barat hari ini memang masih sepi dari politik gagasan. Padahal Masyarakat pemilih butuh itu sebagai referensi mereka menjatuhkan pilihan.
“Epyardi Asda selaku penantang harus memunculkan ide dan gagasan. Visi misi dan gagasan apa yang membuat dirinya berbeda dengan Mahyeldi selaku petahana. Jangan OTW-OTW saja,” ujarnya kepada Haluan Kamis (29/8).
Menurut Andri Rusta, kedua kandidat sejauh ini masih belum terlihat menampilkan gagasan apa yang hendak mereka kerjakan selama lima tahun kedepan bagi Sumatra Barat.
Sekalipun Mahyeldi-Vasko menggaungkan jargon Gerak Cepat Untuk Sumbar dan Epyardi Asda memainkan narasi perubahan yang tercermin dalam kalimat OTW Sumbar, namun kedua Paslon ini belum menjelaskan secara gamblang visi misi dan gagasan yang akan mereka eksekusi jika terpilih nantinya.
“Visi misi yang ditawarkan kandidat kepada publik belum jelas. Pergerakan terkait politik gagasan masih sangat minim. Sejauh ini terlihat masih sebatas adu Gimmick saja,” jelasnya.
Jika ingin menang, kata Founder Spektrum Politika ini, Epyardi Asda selaku penantang harus mampu memaksimalkan kelemahan-kelemahan lawan yang berstatus sebagai kandidat petahana.
Figur Bupati Kabupaten Solok beserta tim sukses pemenangan lingkaran intinya, harus mampu menyentuh isu-isu narasi perubahan mendasar yang selama ini sangat dinantikan masyarakat Sumbar namun gagal diwujudkan kepemimpinan Mahyeldi selama ini.
“Seperti misalnya gagasan untuk percepatan pembangunan jalan tol dan infrastruktur Sumbar. Nah sejauh ini, Epyardi Asda belum menyentuh isu-isu perubahan mendasar ini,” ucapnya.
Andri Rusta meyakini, politik gagasan penting untuk menyentuh dan memaksimalkan ceruk masyarakat pemilih Sumbar dengan tingkat pendidikan dan kesejahteraan menengah ke bawah.
Namun sebaliknya, masyarakat pemilih di tingkatan akar rumput lebih suka menjadikan faktor ketokohan dan kedekatan dengan seorang kandidat sebagai acuan utama pertimbangan menjatuhkan pilihan di bilik suara.
“Masyarakat cenderung lebih suka metode kampanye Door To Door dengan Timses atau langsung dengan kandidat. Pesannya akan lebih mengena jika berdialog dan tatap muka,” ucapnya.
Berdasarkan komposisi partai pendukung, sambung Andri Rusta, pasangan Mahyeldi-Vasko jelas lebih perkasa. Paket ini didukung tiga kekuatan partai besar di Sumbar yaitu PKS, Gerindra dan Demokrat.
Namun disisi lain, pasangan Epyardi Asda-Ekos Albar, juga diusung oleh kekuatan lain yang juga tak kalah kuat dan mengakar. Seperti PAN, Nasdem, Golkar serta beberapa partai non parlemen lainnya.
Secara faktor geografis elektoral kewilayahan pun, kata dia, Mehyeldi-Vasko diprediksi berpeluang mendulang suara besar di tanah kelahiran mereka di Kabupaten Agam. Sementara Epyardi Asda -Ekos Albar, punya kekuatan emosional cukup kuat di wilayah Solok Raya dan Payakumbuh Lima Puluh Kota.
“Namun daerah penentu itu adalah kota Padang. Hampir 20 persen suara Pilgub Sumbar ada di Kota Padang. Kemudian di Kabupaten Agam yang sudah pasti dukungannya menguat kepada pasangan Mahyeldi-Vasko,” jelasnya.
Namun demikian, kata Andri Rusta. Baik pasangan Mahyeldi-Vasko maupun Epyardi Asda-Ekos Albar harus benar-benar bertarung habis-habisan di beberapa wilayah lain yang tak punya kedekatan emosional dengan mereka.
“Seperti di Pariaman Raya dan Pasaman Raya. Wilayah ini menjadi kantong suara penentu kemenangan karena kedua Paslon tidak punya kaitan dengan daerah-daerah itu,” tuturnya. (*)