Emiko mengakui, untuk membangun tentu tidak semudah membalik telapak tangan, diperlukan waktu. Sementara diketahui pemerintahan saat ini belum cukup lima tahun, tetapi sesuai aturan perundang-undangan harus diadakan pemilihan kepala daerah serentak. Maka tak heran bila masih ada pembangunan di sektor lain yang belum maksimal.
“Jadi insya Allah, dengan niat kami ikhlas untuk mengabdi bersama Irwan Afriadi dengan akronim nama kami, Bersemi (Bersama Emiko-Irwan Afriadi), siap untuk menuntaskan pembangunan di Kabupaten Solok,” ujarnya.
Di balik keanggunan sosok bundo kanduang, ibu dari enam orang anak itu dikenal dekat dengan kaum emak-emak dan anak-anak. Terlahir dari keluarga sederhana mengajarkannya untuk mandiri, bertanggung jawab, jujur, pandai, dan benar, seperti halnya sifat bundo kanduang di Minangkabau. Bagi Emiko, hidup adalah harapan, memupuk impian agar berguna bagi keluarga, agama, dan bangsanya. Prinsip ini sudah ia mulai dari keluarganya. Butuh kerja keras, hingga ia sukses mengatarkan anak-anaknya mencicipi jenjang pendidikan dan berkarir.
Gerak Emiko semakin terlihat ketika ia dilantik menjadi Ketua TP-PKK Kabupaten Solok pada 26 April 2021. Sosok keibuannya yang kuat, Emiko berhasil mengubah peran kaum hawa tampil di panggung sosial masyarakat.
Bukan sekedar mengajak, ia menanamkan prinsip perempuan harus punya andil besar terutama dalam keluarganya. Dan ini bisa digambarkan bahwa sosok istri atau ibu dapat menggerakkan seluruh keluarga baik suami, ayah, dan anak-anaknya untuk tampil dan aspek kehidupan.
Ia meyakinkan, ide dan gagasan para perempuan tak dipandang sebelah mata. Emiko sosok pendobrak stigma gender. Ia berhasil merangkul masyarakat dari nagari ke nagari, untuk menguatkan peran perempuan dalam pembangunan.