SOLOK, HARIANHALUAN.ID — Kancah politik di Kabupaten Solok semakin menarik dengan kehadiran satu-satunya perempuan yang maju menjadi calon bupati. Emiko, sosok bundo kanduang asal Nagari Singkarak ini menjadi sorotan bahkan bagi elite politik.
Bahkan, jauh sebelum pemilihan kepala daerah (pilkada) dimulai, ibu dari anggota DPR RI Athari Gauti Ardi ini sudah dikenal masyarakat suka menolong dan berbagi kepada masyarakat yang kurang mampu. Sikapnya yang santun dan ramah mewakili sosok bundo kanduang dalam nagari.
Sejak ia mendaftar manjadi calon bupati bersama wakilnya, Irwan Afriadi, nama Emiko kian melambung. Ia diantar oleh ratusan pendukung yang terdiri dari masyarakat, pemuda, relawan, simpatisan, bundo kanduang, dan tokoh adat. Yang lebih prinsip, menjelang pergi mendaftar ke KPU, Emiko meminta restu ibunya dan mencium tangan orang tuanya. Doa ibu, ujarnya, adalah yang paling utama.
Bagi Emiko, maju sebagai calon bupati bukan untuk mencari pekerjaan atau mencari uang. Namun, lebih untuk mewakafkan dirinya untuk kampung halaman yang saat ini mulai menggeliat dan berbenah.
“Seperti kita ketahui, Kabupaten Solok saat ini jauh berkembang dibanding beberapa tahun lalu. Ini tidak bisa kita pungkiri, sektor pariwisata melonjak tajam, berimbas pada lapangan pekerjaan. Pertanian tak hanya dikenal dengan beras, tetapi menjadi sentra bawang terbesar di Sumatera. Lalu, akses jalan perlahan terus dibenahi, dan sektor kesehatan naik dengan turunnya angka stunting. Mutu pendidikan kian baik, apalagi dalam pelayanan sudah diakui oleh lembaga-lembaga negara,”tuturnya pada Senin (2/9).
Dengan itu, sangat disayangkan jika apa yang membaik yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak dituntaskan. “Sayang sekali apa yang sudah baik ini tidak dituntaskan. Berbekal dorongan dari masyarakat, baik kaum ibu, dan lain sebagainya kami akan menuntaskan pembangunan di Kabupaten Solok,” kata Emiko.
Emiko mengakui, untuk membangun tentu tidak semudah membalik telapak tangan, diperlukan waktu. Sementara diketahui pemerintahan saat ini belum cukup lima tahun, tetapi sesuai aturan perundang-undangan harus diadakan pemilihan kepala daerah serentak. Maka tak heran bila masih ada pembangunan di sektor lain yang belum maksimal.
“Jadi insya Allah, dengan niat kami ikhlas untuk mengabdi bersama Irwan Afriadi dengan akronim nama kami, Bersemi (Bersama Emiko-Irwan Afriadi), siap untuk menuntaskan pembangunan di Kabupaten Solok,” ujarnya.
Di balik keanggunan sosok bundo kanduang, ibu dari enam orang anak itu dikenal dekat dengan kaum emak-emak dan anak-anak. Terlahir dari keluarga sederhana mengajarkannya untuk mandiri, bertanggung jawab, jujur, pandai, dan benar, seperti halnya sifat bundo kanduang di Minangkabau. Bagi Emiko, hidup adalah harapan, memupuk impian agar berguna bagi keluarga, agama, dan bangsanya. Prinsip ini sudah ia mulai dari keluarganya. Butuh kerja keras, hingga ia sukses mengatarkan anak-anaknya mencicipi jenjang pendidikan dan berkarir.
Gerak Emiko semakin terlihat ketika ia dilantik menjadi Ketua TP-PKK Kabupaten Solok pada 26 April 2021. Sosok keibuannya yang kuat, Emiko berhasil mengubah peran kaum hawa tampil di panggung sosial masyarakat.
Bukan sekedar mengajak, ia menanamkan prinsip perempuan harus punya andil besar terutama dalam keluarganya. Dan ini bisa digambarkan bahwa sosok istri atau ibu dapat menggerakkan seluruh keluarga baik suami, ayah, dan anak-anaknya untuk tampil dan aspek kehidupan.
Ia meyakinkan, ide dan gagasan para perempuan tak dipandang sebelah mata. Emiko sosok pendobrak stigma gender. Ia berhasil merangkul masyarakat dari nagari ke nagari, untuk menguatkan peran perempuan dalam pembangunan.
Terbukti, salah satu peran terwujudnya kemandirian nagari, Kabupaten Solok tiga kali meraih juara umum PKK tingkat Sumbar. Ini bukan hal yang mudah. Mengumpulkan dan mengajak lapisan masyarakat dengan latar ekonomi, pendidikan, sosial dan karakter berdeda butuh waktu, kemampuan manajerial, serta komunikasi yang baik.
Perlahan dengan kesabaran dan pola kerjanya yang terstruktur. Harapannya mulai membuahkan hasil. Pada 12 Desember 2023, Emiko dinobatkan sebagai Duta Orang Tua Hebat se-Indonesia. Penghargaan ini karena peran perempuan salah satu kunci sukses dalam penanganan stunting. Dan tentu tak lepas dari sifat seorang ibu yang ingin anak-anak di Kabupaten Solok lepas dari gizi buruk atau stunting.
Diketahui, angka stunting di Kabupaten Solok terhitung cukup tinggi, yakni 40,1 persen. Namun, pada tahun 2022 angka stunting di Kabupaten Solok menjadi 24,2 persen atau menurun sebesar 15,9 persen. Bahkan, di tingkat nasional pun capaian itu diakui dengan diberikannya penghargaan kepada Kabupaten Solok.
Kedekatan Emiko dengan generasi muda terjalin dengan baik. Beberapa kali ia terlihat secara spontan memberi hadiah kepada anak-anak dan penari dari sekolah atau sanggar yang tampil dalam acara yang ia hadiri.
Tak mau dianggap ketinggalan dunia informasi, Emiko juga menjalin kerja sama dengan kaum milineal dan gen-Z dengan menggandeng untuk membuat video edukasi atau semacam podcast.
Tak hanya itu, peran perempuan juga merambat dalam Pemerintah Kabupaten Solok yang dipimpin suaminya Epyardi Asda. Ada belasan pejabat perempuan, mulai tingkat eselon II atau kepala dinas diisi sosok perempuan,termasuk hingga tingkat kepada bidang (kabid). Secara tidak langsung, ini menunjukan mulai dari tingkat nagari hingga kabupaten sosok perempuan tidak bisa dilepaskan dalam pembangunan. (*)