SOLOK KOTA, HARIANHALUAN.ID–Perih mengiris, menahan sakit yang kadang datang tiba-tiba, begitu yang dirasakan Fadri (49). Warga RT 02 RW 02 Kelurahan Koto Panjang Kota Solok ini kini hanya pasrah dengan penyakit kanker mulut yang dideritanya.
“Awalnya hanya panas dalam dan sariawan biasa namun tak kunjung sembuh dan makin lama kian membengkak,” ungkap Fadri, Senin (9/9) malam sembari terbata-bata.
Fadri atau biasa dipanggil Mak Godok ini kini hanya bisa berdiam diri di rumah, sembari berharap kesembuhan penyakitnya. Mulut pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh panggul di pasar raya Solok ini makin lama makin membengkak sehingga merubah struktur wajahnya. Jangankan untuk makan, untuk bicara pun ia kini sudah mulai kesulitan.
Untuk bertahan hidup, ia bersama istrinya kini hanya menumpang tinggal di rumah keluarga kakaknya, yang sehari-hari juga beraktivitas sebagai pedagang makanan kaki lima di pasar yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari rumahnya itu.
Kondisi Mak Godok yang kian memprihatinkan itupun akhirnya memantik rasa empati warga lain di kota itu untuk ikut peduli dengan penderitaan nya. Rasa empati itu salah satunya datang dari Hj.Devi Femiyanti Nofi Candra dan Yofi Kharisma Leo Murphy.
Meski dalam kondisi hujan, tak menyurutkan niat dua perempuan yang juga pelaku ekonomi di Pasar Raya Solok itu untuk menyambangi rumah Mak Godok yang berada di kawasan padat penduduk itu.
” Kami tadi dapat informasi dari warga, kalau beliau (mak Godok) besok subuh harus berangkat ke Padang untuk menjalani pengobatan di RS M.Djamil, makanya harus buru-buru datang malam ini,” ucap Devi Femiyanti.
Kehadiran Femi pemilik NC Plaza dan Yofi pengusaha bumbu giling ini disambut oleh pihak keluarga dan ketua RT setempat. Selain memberikan motivasi untuk kesembuhan Fadri, Femi dan Yofi juga menyerahkan bantuan untuk membantu meringankan biaya pengobatan Fadri alias Mak Godok.
” Semoga pengobatannya berjalan lancar, yang jelas tugas kita berusaha dan berdo’a semoga Allah memberikan kesembuhan dan bisa beraktivitas seperti dulu lagi,” kata Yofi menambahkan.
Kehadiran dua perempuan berparas cantik itu praktis membuat pihak keluarga Fadri terharu dan takjub. Pihaknya tidak menyangka akan mendapat kunjungan malam-malam dan dalam kondisi hujan gerimis.
” Alhamdulillah, kami sangat terharu. Ini akan menjadi sitawa sidingin bagi kami,” kata Nilfiza (40) salah seorang keluarga Fadri.
Nilfiza mengungkapkan, meski untuk biaya pengobatan sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, namun untuk biaya lain selama proses pengobatan, ia mengaku sangat kesulitan. Apalagi ia dan keluarganya hanya bekerja sebagai pedagang kecil di pasar raya Solok.
Ia menceritakan ihwal penyakit yang diderita pamannya itu berawal dari sariawan biasa sejak akhir Ramadhan lalu. Namun setelah sekian lama, penyakitnya tak kunjung sembuh dan malah makin parah.
“Awalnya dibawa berobat ke bidan di puskesmas kelurahan, namun karena peralatan tak memadai, beliau kami bawa ke RS M.Natsir. Dari RS.M Natsir, kemudian dirujuk lagi ke RS.M Djamil di Padang untuk pengobatan intensif,” kata Nilfiza.
Dari hasil pemeriksaan pada dua rumah sakit itulah, Fadri divonis telah mengidap kanker mulut dan akan dioperasi. (*)