TANAH DATAR, HARIANHALUAN.ID- Masa kampanye Pilkada Kabupaten Tanah Datar 2024, masing-masing calon bupati ataupun calon wakil bupati berlomba-lomba untuk bisa menyampaikan visi dan misi yang mereka usung kepada masyarakat Tanah Datar.
Berbagai cara mereka lakukan, mulai dari cara mainstream hingga cara-cara unik lainnya. Seperti yang dilakukan oleh Calon Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian S.H., M.H di Lapangan Cindua Mato.
Tim Relawan Muda mencoba menghadirkan kampanye dengan cara baru, yakni meroasting Richi Aprian oleh empat Komika asal Tanah Datar yang tergabung dalam komunitas Stand Up Indo Batusangkar yakni Yuka, Sarah, DaPay, Luthfy Eka. Lalu juga ada Komika dari Payakumbuh Alfin dan Bos Jadid yang menjadi Opener pada malam hari itu.
Berbagai topik turut menjadi pembahasaan yang disampaikan dengan candaan. Misalnya, terkait dengan Kondisi Jalan di Tanah Datar, 17.000 angka pengangguran di tanah datar ada juga isu-isu black campaign pribadi Richi Aprian yang arahnya ke fitnah, dan masih banyak lagi.
Evan Muhammad Rizal selaku Kor. Relawan Muda Richi Donny menegaskan bahwa event-event seperti ini adalah komitmen dan ikhtiar Richi Aprian dan Donny Karsont terhadap anak-anak muda Tanah Datar.
Kemudian memberikan ruang kreativitas seluas-luasnya terhadap industri kreatif, sesuai dengan visi misi ke 10, jalan baik untuk anak muda dan perempuan berdaya dengan turunan melalui pusat inovasi, program kewirausahaan, dan peningkatan fasilitas olahraga, seni, dan budaya untuk mendukung kreativitas dan keterampilan para anak muda Tanah Datar.
Tidak cuma itu konsep pada malam hari ini juga termasuk kepada penyandang disabilitas. Adanya penyandang disabilitas yang menjadi isi juga memberikan bukti bahwa Tanah Datar harus menjadi ruang yang ramah terhadap penyandang disabilitas karena semua lapisan masyarakat dapat berkarya dengan caranya masing-masing.
Pada akhir acara setelah 4 komika Tanah Datar meroasting Richi Aprian, saatnya Richi Aprian memberikan pernyataan bahwa kreativitas anak-anak muda harus kita dukung sebaik-baiknya, kita perkuat ruang gerak anak-anak muda yang kreatif untuk memberikan dampak langsung kepada masyarakat.
Sebab, tongkat estafet pembangunan Tanah Datar ada di tangan generasi muda. Acara roasting ini sebutnya tidak boleh dibawa perasaan, karena ini adalah salah satu cara memberikan usulan dalam demokrasi dalam bentuk sindiran, dan tetap harus didengarkan bukan dengan mengintimidasi.
“Untuk semua isu-isu yang ada di sosial media, grup-grup whatsapp, semua berita itu bisa kita debatkan dan klarifikasi. Kita anggap isu-isu yang dikemukakan adik-adik ini adalah isu yang digulirkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab tapi dengan cara jenaka atau dengan canda tawa. Ibarat badut, cara menghormati segerombolan badut adalah dengan mentertawainya karena tugas mereka menghibur tugas kita mentertawai,” tutupnya. (*)