Pameran Buahtangan, tentang Cerita dan Budaya yang Dibawa Pulang

PADANG, HARIANHALUAN.ID — Pameran Buahtangan berlangsung. Pameran seni rupa yang dilaksanakan di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat (Sumbar) ini sudah dipamerkan sejak Rabu (9/4/2025), dan akan disudahi pada 17 April nanti.

Pameran ini diwadahi UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar. Sebanyak 32 karya perupa hadir pada pameran ini. Pameran Buahtangan juga hadir mendampingi Nan Balega Kaba Festival X yang dihelat Nan Jombang Dance Company. Ini memang disengaja, supaya penonton seni pertunjukan mendapat bonus pameran gratis (kalau berbayar, belum tentu orang akan mau melihat pameran).

Selama beberapa hari ini, pameran banyak didatangi oleh penonton Kaba Festival X saja. Ada pula anak-anak muda yang sepertinya dari kalangan mahasiswa. Ada pula sekelompok lansia yang mengenakan peci, berpakaian adat, yang tampaknya penampil dari Kaba Festival X – barangkali hanya sekadar melihat sambil menunggu penampilannya.

Ini gambar apa? Apa maksudnya lukisan ini? Coretan-coretan ini maknanya apa pula? Mungkin sebagian besar pengunjung pameran akan bertanya-tanya sembari menyaksikan karya seni rupa lainnya. Lalu sekelompok muda-mudi dengan bahagianya juga berfoto-foto di depan lukisan yang menurutnya unik dan menarik.

Sebelum memasuki ruang pameran, di pintu masuk pameran ada instalasi seni menyerupai kado besar. Kado itu terbuat dari kardus bekas, dililit kain merah membentuk pita kado. Setiap yang masuk, orang-orang sepertinya akan menjadi kecil, karena mereka seakan memasuki kado besar itu. Di dalam kado besar itu ada puluhan karya seni rupa yang beragam jenis dan bentuknya.

Pameran Buahtangan memang dilambangkan dengan kado. Karena kado itu sebuah hadiah dan pemberian, layaknya buah tangan yang dimaksudkan. Dan kado pun jadi lambang dari Pameran Buahtangan yang pertama dihelat UPTD Taman Budaya di tahun ini.

Salah seorang pengunjung pameran, Arif (24), merasa terhibur dengan Pameran Buahtangan ini. Katanya, sebagian karya yang dilihatnya bisa ia pahami dengan cara pandangnya sendiri. Sebagian lagi Arif memang terlihat bingung, karena beberapa karya dianggap rumit untuk dipahami.

“Saya sedikit senang dengan hal-hal yang berkaitan dengan kesenian, termasuk pameran ini. Jadi untuk beberapa karya bisa saya baca, seperti emoticon yang memakai masker, kebutuhan pokok dalam asoi, dan beberapa karya lainnya,” katanya.

Tapi Arif yang juga sering melihat pameran, selalu memiliki kesan tersendiri di setiap pameran yang pernah didatanginya. Ia yang katanya cukup dekat dengan seni mengatakan kalau pameran seni rupa selalu menarik dalam menangkap isu-isu sosial, budaya, ekonomi dan lainnya.

“Seniman selalu menjawab isu-isu dengan kreativitasnya. Tidak ada kekerasan. Justru sentuhan seni dan gagasan. Saya sangat senang melihat pameran, meski saya juga menyambikan melihat seni pertunjukan juga hari ini,” ujarnya.

Lain halnya Fikri. Ia seorang mahasiswa yang pada saat itu juga menjadi penampil Kaba Festival X. Katanya, ia beberapa kali sudah pernah mengunjungi pameran, tapi tidak sering. Fikri mengaku hanya bisa mengapresiasi pameran ini tanpa bisa memahami setiap-setiap karya.

“Saya hanya menikmati saja. Saya tidak begitu memahami. Justru namanya Pameran Buahtangan, yang saya tangkap hanyalah tentang kritikan terhadap tindakan gratifikasi. Apalagi sekarang ini sedang hangatnya masalah politik,” katanya.

Meski tak begitu pandai memahami, katanya, ia justru lebih senang memberikan pandangannya secara umum seperti nama pameran ini. Melihat ada kado dan nama pamerannya “Buahtangan”, Fikri ternyata memiliki pandangannya sendiri.

“Yang saya lihat sebagai orang awam ya gejolak politik saat ini. Jadi karya yang saya lihat memang sekadar saya nikmati saja. Karena dari tema pamerannya itu, jadi saya beranggapan sebagian besar karya akan mengarah ke sana,” ujarnya.

Tentang Pameran Buahtangan

Kata Kurator Pameran Buahtangan, Iswandi, buah tangan dalam pengertiannya diartikan sebagai salah satu tradisi budaya yang dapat mempererat tali silaturahmi dan dapat memperkenalkan keragaman budaya. Buah tangan yang diberi mampu memberi ikatan dan kenangan.

“Buah tangan terlebih oleh-oleh khas memiliki peran penting dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya daerah. Sederhananya, ketika seseorang membawa oleh-oleh khas, secara tidak langsung mereka juga membawa cerita dan pengetahuan dari oleh-oleh itu sendiri,” katanya.

Lalu buah tangan tak hanya sekadar memberi pengetahuan saja, tapi juga sebagai penanda interaksi kultural. Buah tangan mampu mencerminkan nilai baik sebagai wujud rasa terima kasih, hormat maupun sebuah penghargaan, yang kemudian diberikan kepada seseorang.

Berangkat dari definisi simbolik itu, pameran seni rupa yang bertajuk “Buahtangan” ini memang berangkat dari pengertian tersebut. Kehadiran berbagai bentuk karya seni rupa yang diikuti oleh 32 perupa ini, mengangkut makna simboliknya bahwa karyanya itu merupakan buah tangan dari seniman pembuatnya.

“Saya mengutip dari buku karya Chris A. Gregory, buah tangan adalah bagian integral dari ritual sosial yang mencerminkan hubungan antarindividu dalam masyarakat. Tindakan memberi dan menerima buah tangan dianggap sebagai wujud hubungan interpersonal yang harmonis,” katanya.

Karya-karya seni rupa dari pameran ini telah melalui jalan kurasi. Para perupa yang mengajukan karyanya tidak hanya dari Sumbar saja, tapi juga datang dari luar Sumbar seperti Yogyakarta, Jakarta, Jambi dan daerah lain. Hingga kurator pameran memilih 32 karya yang ditampilkan pada Pameran Buahtangan.

Pemilihan karya didasari pada ide dan gagasan perupa akan tangkapannya dengan buah tangan itu sendiri. Kemudian di sisi lain juga menilai karya yang memang bisa dijadikan sebagai buah tangan.

“Karya-karya ini juga sebagai aktivitas kultural akan sejauh mana berjalan dan berkembangnya. Ini juga sekaligus melihat perkembangan seni rupa itu sendiri di Sumbar bagaiamananya. Semoga pameran seni rupa kita menjadi perhatian dan mendapatkan apresiasinya, karena para perupa itu juga hadir untuk kontribusinya kepada diri dan daerahnya. Bukan sekadar berkarya untuk kesenangannya sendiri,” ujar Kurator Pameran Buahtangan tersebut. (*)

Exit mobile version