“Tak akan maju sebuah negeri Melayu jika adat hanya tinggal sebutan, tidak diamalkan sepenuh hati,” tambahnya.
Bupati Tanah Datar turut menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan festival. “Saya baru pertama kali menyaksikan langsung pertunjukan 1.000 Katidiang Saok. Ini luar biasa dan sangat layak ditampilkan di Istano Basa Pagaruyung pada Desember nanti,” ujarnya di hadapan para tamu dan masyarakat.
Sementara itu, Wali Nagari Tanjung Alam, Kadiman Dt. Simarajo Nan Kayo, menyebut bahwa festival ini lahir dari semangat gotong royong anak nagari.
“Festival ini bukan sekadar hiburan, tapi ruang edukasi dan ekspresi budaya, khususnya bagi generasi muda. Tradisi Katidiang Saok adalah simbol perlawanan terhadap arus lupa budaya di era modern ini,” jelasnya.
Festival Langgam Nagari Tanjung Alam 2025 bukan hanya menjadi pesta rakyat, tetapi juga momentum penting dalam merawat identitas dan jati diri masyarakat Minangkabau. (*)