KSNT yang didirikan oleh Mahatma Muhammad, Halvika Padma, dan Yosefintia Sinta ini setidaknya telah memproduksi 50 lebih karya seni dan menyelenggarakan puluhan kegiatan/karya pertunjukan di ruang publik yang bekerja sama dengan lintas komunitas dan instansi. Nan Tumpah Akhir Pekan, Ke Rumah Nan Tumpah, Nan Tumpah Masuk Sekolah, Pekan Nan Tumpah, Produksi Karya Seni Pertunjukan, Produksi Album Musik Puisi, Penerbitan Buku Sastra dan Kelana Akhir Pekan jadi aktivitas seni yang terus dijalaninya sampai kini.
Pekan Nan Tumpah hadirnya dwitahunan. Pekan pertama dilakukan pada 2011 dan pada Pekan Nan Tumpah 2025 ini sudah memasuki pelaksanaannya yang ketujuh. Pekan kali ini buntutnya untuk memperluas peran seni dalam menghadapi tantangan kontemporer melalui kolaborasi lintas disiplin dan manajemen yang lebih partisipatif.
“Sebab itu kita menggandeng dan memberikan ruang bagi komunitas, seniman dan pelaku budaya untuk mengeksplorasi batasan disiplin seni mereka, berkolaborasi dengan sesama seniman maupun pelaku dari disiplin lain, dan terlibat dengan masyarakat secara mendalam,” kata Mahatma Muhammad.
Empat dari tujuh item Pekan Nan Tumpah 2025 telah berjalan, mulai dari Panggilan Terbuka Sekolah untuk NTMS, Diskusi Kelompok Terpumpun (DKI), Taklimat Peluncuran Pekan Nan Tumpah 2025, dan Nan Tumpah Masuk Sekolah (NTMS). Lalu tiga item puncaknya Nan Tumpah sedang bergerak menyiapkan kegiatannya.
“Pekan Nan Tumpah dasarnya adalah sebuah upaya terus-menerus untuk menghubungkan seniman lokal dengan jaringan yang lebih luas, baik di tingkat Sumatera, nasional dan ke depannya internasional. Semoga banyak seniman lokal mendapatkan kesempatan yang luas melalui jembatan Pekan Nan Tumpah 2025 ini,” ujar Direktur Festival Pekan Nan Tumpah tersebut. (*)