Sabtu, 24 Mei 2025
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
HARIANHALUAN.ID SUMBAR BUKITTINGGI

CERPEN: Ibu dan Pandemi

Oleh: DILLA SPd

Editor: Redaksi
Minggu, 26/06/2022 | 19:04 WIB
ShareTweetSendShare
 BIODATA PENULIS:
Dilla, S.Pd. anak kedua pasangan Bapak H. Daniel dan Ibu Hj.  Nurhaimi, Lahir di Bukittinggi, pada tanggal 8 Juni 1981. Beralamat di Jl. H. Abdul Manan No. 49, Simpang Guguk Bulek, Bukittinggi.
Sekarang berprofesi sebagai Guru di SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi. Menamatkan Kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia UNP  pada tahun 2004.
Penerima anugerah litrasi dengan kategori penulis karya ilmiah populer terbanyak di tahun 2021 ini adalah seorang Alumni SMA 3 Bukittinggi. Ibu muda ini bisa dihubungi melalui email, dillaspd6@gmail.com, Ig; @dillaspd, Fb; Espede Dilla dan nomor Wa; 081363320742. Bisa juga membaca tulisannya melalui blog; dillaspd.my.id.

Ibu dan Pandemi (Oleh: Dilla SPd)

“Duh, sulit sekali ini, bikin pusing,” gerutu ibu sabil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Ibu mengeluh saat membantuku mengerjakan PR matematika ini. Ia lalu ke dapur, tak lama berselang kembali lagi ke ruang tamu dengan secangkir teh manis  kesukaannya. Ibu menyeruput teh manis sedikit demi sedikit sembari bermain candy crush saga di telepon seluler pintarnya. Begitulah kebiasaan ibu kalau sedang mengahadapi rumus dan angka-angka. Sebagian menjadi lebih rumit dan berbelit-belit manakala diracik menjadi soal-soal berbentuk cerita. Teh manis dan game candy crush saga adalah obatnya, setelah pusingnya hilang, ia akan kembali membantuku mengerjakan tugas.

BacaJuga

Perkuat Konsolidasi, Demokrat Bangun Sinergi Antar Generasi di Bukittinggi

Perkuat Konsolidasi, Demokrat Bangun Sinergi Antar Generasi di Bukittinggi

Kamis, 22/05/2025 | 19:40 WIB
Kementerian ATR/BPN Sosialisasikan Pendaftaran Tanah Ulayat

Kementerian ATR/BPN Sosialisasikan Pendaftaran Tanah Ulayat

Rabu, 21/05/2025 | 11:35 WIB

Sebenarnya pelajaran matematika yang menyebabkan Ibu pusing adalah tugasku, aku yang sekolah, dan seharusnyalah aku yang pusiang. Namun aku sendiri tidak semuanya paham. Ustazah kalau menerangka  lewat zoom, kurang begitu jelas. Lagi pula aku jarang mengikuti pelajaran daring seperti itu. Boros kuota internet! Bisa habis 400 megabyte sekali pertemuan. Lebih baik kupakai untuk bermain mobile legends, menonton vidio-vidio shorts di youtube, sama-sama boros kuota, tapi tidak bikin pusingkan.

Sebenarnya tidak hanya ibu yang mengeluh karena sulitnya pelajaran sekolah, orang tua teman-temanku pun banyak demikian. Kecuali mereka yang berprofesi sebagai guru, atau yang mampu mengikutkan anak-anaknya ikut les atau bimbingan belajar

Ibu bekerja setengah hari membantu Mak tuo Sali di kedai nasinya. Sepulang dari kedai, ibu bekerja sampingan dengan menjahit mukena bordir. Cukuplah untuk menambah membeli kuota internet  yang saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok. Sedangkan bapak tidak pernah pulang lagi sejak aku kelas dua SD dulu.

Bagi ibu, lebih baik pusing daripada  harus kehilangan uang untuk memasukkan aku les. Karena itulah ibu dengan  telaten akan mencari rumus-rumus melalui google dan youtube agar  bisa membantuku mengerjakan PR matematika. Apabila kuota internet mulai menipis, ibu akan membolak balik halaman buku paket yang dipinjamkan sekolah di awal tahun ajaran. Untung juga ibu tidak terlalu gaptek dengan hal-hal seperti itu, meski hanya ibu rumah tangga ia memiliki ijazah SMA.

Tapi ibu pernah berkata, kalau Ibu tidak menuntut aku harus mendapat nilai 100 atau 90 untuk nilai matematika, minimal KKM saja yaitu 75 kata Ibu. Karena setahuku ibu juga tidak hebat di matematika. Palingan dulu nilai matematika ibu hanya angka enam.

Ibu pernah mengakui kalau pelajaranku saat ini jauh lebih rumit ketimbang zamannya sekolah dulu. Pelajaran SMP kok sulitnya seperti SMA katanya lagi.

Namun anehnya setiap pelajaran matematika yang diajarkan ibu, nilai yang akau dapatkan selalu melewati batas KKM. Bahkana aku pernah memperoleh nilai Sembilan puluh untuk tugas aljabar. Padahal ibu bilang kalau pelajaranku lebih sulit, mungkin ibu kurang sungguh-sungguh saja dulu, batinku.

Sempat terpikir olehku, mungkin aku saat ini sama saja dengan Ibu saat sekolah malas belajar, namun aku dapat pembelaan. Aku kurang memahami matematika, karena memang sangat jarang diajar langsung oleh ustazah. sejak kelas tujuh ini, aku dan teman-teman hanya 10 kali masuk sekolah, itupun hanya diberi tiga buah mata pelajaran dengan waktu yang sangat pendek. Masuk jam 7.30 dan pulang lagi pukul 09.30 karena akan menysuul shif kedua setalah shif pertama. Apa lagi alasananya kalau bukan pandemi.

Sejujurnya, kami senang karena lebih banyak libur. Aku sendiri misalnya, lebih banyak waktu untuk bermain mobile legend, atau menonton vidio di kanal-kanal youtube yanga ku subscribe. Aku juga lebih banyak waktu untuk bermain bola dan chat dengan teman-teman sekolahku.  

Masalahnya adalah ketika tiba waktunya penilaian tengah dan akhir semester. Terutama ketika materi ujiannya adalah bab matematika. Bayangkan, kami harus mengerjakan sejumlah soal dengan batas waktu, dan materinya sama sekali belum pernah kami pelajari secara mendalam. Karena ustazah biasanya hanya memberikan catatan dan contoh soal, lalu tugas-tugas yang harus kami selesaiakan dalam waktu ayng telah ditentukan.

Memang bukan hanya aku yang tertinggal dalam pelajaran sekolah ini. Teman-teman sekelas pun banyak yang senasib dneganku. Tidak paham pelajaran, tapi juga tidak ikut bimbingan belajar karena masalah biaya. Suatu saat ibu pernah berkata sambil mengiburku, katanya yang tertinggal dalam pelajaran bukan hanya aku dan teman-teman lain di Indonesia. Murid-murid sekolah di berbagai Negara juga bernasib sama, bahkan tanpa adanya pandemic pun anak-anak korban perang di Palestina, Suria dan daerah-daerah konflik lainnya telah lebih dulu, bertahun-tahun, belasana tahun kehilangan haknya mendapatkan pendidikan yang layak.

Ibu berpisah dengan Bapak saat aku kelas empat SD. Aku tidak mengerti alsan mereka berpisah, selama aku hidup bersama mereka rasanya semua baik-baik saja. Bapak waktu itu mengatakan bahwa dia akan pulang ke rumah nenek, kira-kira sebulan sebelumnya. Ayah berasal dari luar pulau Sumatra.

Tetapi ketika kutanya akan berapa lama Bapak berada di sana, ia hanya menjawab, “Mungkin agak lama.”

Aku dan Ibu mengantar Bapak ke bandara Minanga Kabau. Bapak memeluk ibu dan mencium keningnya sesaat sebelum memasuki area chekin  bandara. Bapak juga memelukku dnegan hangat sambil berkata, “Kamu harus bisa jaga Ibu ya, dan sekolah yang rajin,” kata beliau waktu itu.

Sejak saat itulah, aku hanya tinggal berdu saja dengan ibu, dan Beliaulah yang memenuhi semua kebutuhanku, menemaniku belajar dan mengantarku ke sekolah sampai aku bisa berangkat sendiri setelah kelas empat.

Ibu bekerja di kedai nasi Mak Tuo Sani, Beliau berangkat ketika aku sudah pergi ke sekolah. Biasanya pulang sekolaha aku akan ke kedai mak Tuo, dan makan di sana. Mak tuo Sani sangat baik kepada kami. Setelah jam tiga, kami baru pulang dan saat itulah ibu mengerjakan semua pekerjaan rumah, menjahit sambil menemaniku belajar.

Ibu akan selalu memeriksa PR ku setipa malam, bukan hanya memeriksa, namun juga membantuku dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahku. Aku merasa pandemi telah mengajarkan kepada kami, anak-anak sekolah, betapa berharganya kehadiran seorang guru.

Aku dan banyak temanku tidak mampu menangkap materi pelajaran dnegan hanya membaca buku saja. Jangankan membaca buku pelajaran, mendengarkan penjelsana guru melalaui zoom  pun kami sulit memahami.

Berbeda halnya dengan pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Dengan satu atau dua kali pertemuan saja aku akan langsung paham rumus-rumus matematika sesulit apapun itu. Di dalam kelas, ustaz dan ustazah bisa membuat rumus dan angka-angka yang rumit menjadi lebih sederhana.

Kalaupun ada di antara kami yang tidak paham, atau hampir meyerah, ustazah tahu benar cara menyemangati anak-anak didiknya supaya jangan mudah berputus asa. (*)

Tags: CerpenHeadlineIbuPandemiPilihan EditorSastra Budaya
ShareTweetSendShare

BacaJuga

Tanah Ulayat Diselamatkan: Pemerintah Janji Lindungi Hak Adat di Bukittinggi

Tanah Ulayat Diselamatkan: Pemerintah Janji Lindungi Hak Adat di Bukittinggi

Rabu, 21/05/2025 | 08:02 WIB
Maksimalkan Layanan Kepada Masyarakat, Komisi I DPRD Bukittinggi Tinjau MPP

Maksimalkan Layanan Kepada Masyarakat, Komisi I DPRD Bukittinggi Tinjau MPP

Selasa, 20/05/2025 | 22:01 WIB
Tanah Ulayat

Wamen ATR/BPN: Sertifikat Tanah Ulayat Hak Masyarakat Hukum Adat

Selasa, 20/05/2025 | 15:02 WIB
PESIAR Strategis Wujudkan UHC Desa di Pasaman

PESIAR Strategis Wujudkan UHC Desa di Pasaman

Senin, 19/05/2025 | 14:39 WIB
Baznas Bukittinggi Salurkan Zakat Rp58,5 Juta

Baznas Bukittinggi Salurkan Zakat Rp58,5 Juta

Kamis, 15/05/2025 | 16:13 WIB
348 Calon Haji Bukittinggi Dilepas ke Tanah Suci

348 Calon Haji Bukittinggi Dilepas ke Tanah Suci

Kamis, 15/05/2025 | 15:45 WIB

HALUANePaper

Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

HALUANTERPOPULER

  • Koperasi Syariah

    KSPPS BTM At Taqwa, Koperasi Syariah Tertua di Sumbar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nagari Batipuah Ateh Gelar Pra Musna Pembentukan Koperasi Merah Putih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapalo Hilalang Gelar Musyawarah Khusus Pembentukan Koperasi Merah Putih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dua Sekolah Rakyat Siap Beroperasi di Sumbar, Pemprov Ajukan Tujuh Lagi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rocky Gerung Hadiri HUT ke-73 PII, Wujud Kepedulian Lingkungan PII Riau Tanam 730 Pohon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

HALUANOPINI

Sudah Bangkitkah Kita Secara Nasional?
OPINI

Sudah Bangkitkah Kita Secara Nasional?

Jumat, 23/05/2025 | 19:02 WIB

SelengkapnyaDetails
Perilaku Ago-ma-ago sebagai Anti Hedonisme: Sebuah Refleksi Hasil Riset

Perilaku Ago-ma-ago sebagai Anti Hedonisme: Sebuah Refleksi Hasil Riset

Kamis, 22/05/2025 | 20:15 WIB
Pendidikan Politik Bukan Cuci Otak, Tapi Bekal Kritis Generasi Muda

Pendidikan Politik Bukan Cuci Otak, Tapi Bekal Kritis Generasi Muda

Kamis, 22/05/2025 | 13:01 WIB
P5 Kearifan Lokal: SMA Islam Al Ishlah Bangun Profil Pelajar Pancasila Lewat Makan Bajamba 

P5 Kearifan Lokal: SMA Islam Al Ishlah Bangun Profil Pelajar Pancasila Lewat Makan Bajamba 

Selasa, 20/05/2025 | 20:01 WIB
Memendam Kemarahan

Memendam Kemarahan

Senin, 19/05/2025 | 22:04 WIB
HarianHaluan.id

Kantor Redaksi dan Bisnis:
Jln. Prof Hamka (Komp. Bandara Tabing - Lanud St. Syarir) - Kota Padang - Sumatera Barat (25171)

  redaksi@harianhaluan.id

  Redaksi: 08126888210 (Nasrizal)
  Iklan: 081270864370 (Andri Yusran)

Instagram Harianhaluan Post

  • Dua kapal kecil milik pemerintah terbakar saat bersandar di TPI Bungus Teluk Kabung, Padang, Jumat sore (23/5) sekitar pukul 16.00 WIB. Kobaran api yang sempat mengejutkan warga berhasil dipadamkan oleh petugas. Penyebab kebakaran masih diselidiki.🎥 : Ist
  • Menjelang soft opening Basko City Mall yang dijadwalkan pada 29 Mei mendatang, suasana di lantai dua mall mulai dipenuhi aktivitas. Seluruh tenant tampak sibuk menata interior dan memasukkan berbagai barang ke dalam outlet mereka masing-masing. Proses persiapan ini dilakukan dengan penuh semangat, demi memberikan pengalaman terbaik bagi para pengunjung di hari pembukaan nanti. Dari etalase yang mulai tertata rapi hingga pekerja yang hilir mudik membawa perlengkapan, lantai dua Basko City Mall kini menjadi gambaran nyata dari sebuah pusat perbelanjaan yang tengah bersiap menyambut kehidupan baru.🎥 : @ramadhana.syaherli

Follow Us

  • Index
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

HarianHaluan.id © [year].

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA

HarianHaluan.id © [year].