Oleh: Putri Andam Dewi
“Bosan!” Aku benar-benar sudah bosan menjalani rutinitas yang membosankan ini. Setiap hari bertemu siswa, menjelaskan pembelajaran, mengerjakan administrasi sekolah. Belum lagi mengoreksi tugas-tugas siswa yang bertumpuk.
Aku mengajar tiga kelas X, XI, dan XII. Setiap kelas 2 kali seminggu aku masuk ke kelasnya. Banyaknya siswa satu kelas berjumlah 35 orang. Jadi, ada total 175 orang siswa yang aku hadapi setiap hari dengan berbagai tingkah polanya. Tak jarang pula aku akan menghadapi perilaku anak-anak yang membuat emosiku terkadang naik ke ubun-ubun dan kemudian meledak.
“Bosan!” Pokoknya aku akan pindah haluan dari profesiku kini. Aku tak betah lagi! Akan
aku manfaatkan potensiku yang berlatar belakang administrasi perkantoran dan kemahiranku bernegosiasi untuk bekerja di dunia bisnis.
Aku akan melamar pekerjaan sebagai sekretaris atau resepsionis di perusahaan raksasa Persada Nusantara di bidang ekspor impor di kotaku. Pokoknya tekadku sudah bulat, besok pagi aku akan menyerahkan surat pengunduran diriku sebagai guru kepada kepala sekolahku.
Sudah beberapa hari ini perang batin dalam diri yang membuatku resah dan gelisah terus mengusik tidurku. Entah mengapa tiba-tiba saja kebosanan yang amat sangat mengusik hari-hariku.