Puisi-puisi Karya Ngadi Nugroho

PROFIL PENULIS: Ngadi Nugroho, lahir di Semarang, 28 Juni ’78. Sajaknya masuk dalam beberapa antologi (Pujangga Facebook Indonesia, Progo7, Dunia: Penyair Mencatat Ingatan, Lampion Merah Dadu dll ) beberapa pula masuk di media online (Umakalada News, Litera.co.id, Suara Krajan.com, Mbludus.com, Kepul, Riausastra, Pronusantara, Majalah Elipsis, Majalah Santarang, Balipolitika, Media Indonesia, Potretonline dll). Email: ng.adinugroho81@gmail.com.

Berikut Puisi-puisi karya Ngadi Nugroho

BURUNG DALAM SANGKAR

Kicau yang kau perdengarkan apakah aku mengerti. Lukakah atau kerinduan hingga mati. Entahlah. Yang pasti di dalam mimpiku engkau seperti samudra. Perlahan menjadi riak kecil mengecup bibir pantai. Sesekali menjadi ombak menghantam karang. Bermain-main dengan serpihan cangkang kerang. Terkadang sendirian dalam ruang.
Di ruang tamu, aku melihat ibuku. Menjahit baju bapak yang koyak. Sembari menjahit ibu bertanya kepadaku,” pukul berapa sekarang, mengapa waktu terasa lama, dan bapakmu mengapa belum juga pulang?”
Di beranda kulihat burung dalam sangkar berkicau riang. Entah rindu atau mau ngomong apa. Celakanya aku tak tahu apa-apa. Andai aku tahu tetesan airmatanya. Yang kutahu bahasa ibu saat menanti bapakku pulang. Apakah sama suara kerinduan itu. Yang dilontarkan ibu di dinding-dinding rumahku. Dan suara kicau burung di dalam sangkar kayu.

Kaliwungu, 2022


RUANG

Hanya ruang itu menanamkan sunyi. Mataharipun pelan-pelan beranjak pergi. Desir tak terdengar di depan jendela dan pintu. Tak ada lagi suara gerisik perdu. Hanya rasa kesepian yang meledak menjadi jerit pilu. Tuk kesekian kali rindu dipertanyakan. Di ruang itu, ruang yang menanam kesunyian. Hingga tumbuh benih-benih pohon kamboja. Yang tiba-tiba kerinduan terucap tanpa kata. Dan cinta seperti menggantikan matahari dengan terang sinarnya.

Kaliwungu, 2022


BAYANG-BAYANG

Bayang-bayang sembunyi dari kejaran matahari. Dia tahu sebentar lagi malam membungkus terang menjadi fana. Sinar rembulan berpendar bukanlah cahaya. 
Matahari dicari saat malam diam-diam mengelabui mata. Bayang-bayang pulang pada nyawa. Larut berkelindan bersama suara azan. Berdentang sayup bersama lonceng gereja. Terbang mencari baqa. 

Kaliwungu, 2022
Exit mobile version