Kumpulan Puisi Terbaik Pulo Lasman Simanjuntak

Biodata  :

Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya, 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik (STP-Jakarta). Karya puisinya telah dimuat (dipublikasikan) di berbagai media cetak (koran dan majalah), media online, serta majalah digital dalam dan luar negeri.

Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam buku antologi puisi tunggal ke-7. Saat ini tengah mempersiapkan penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 berjudul BILA SUNYIKU IKUT TERLUKA.Ikut dalam 16 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.

Anggota Dapur Sastra Jakarta (DSJ), dan juga anggota Sastera Sahabat Kita (Sabah, Malaysia).Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP) dan saat ini bekerja sebagai wartawan yang bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Berikut kumpulan puisi karya Pulo Lasman Simanjuntak,

RUMAH DUKA 

rumah duka ini milik siapa
para pesakitan yang antre kematian di kursi roda
ataukah ribuan orang yang membawa kantong-kantong  kemiskinan di pinggir jalan
perkotaan tanpa pisau belati terselip di pinggang kemoterapi 

duh, aku terus memandang mobil-mobil mewah yang berseliweran di atas peti mati warna putih kembang melati 

para saudagar menyiram bau alkohol, tato di tangan kanan, sampai formalin disemprot dalam hunian setengah kamar 

tak peduli
bagiku ajal tanpa kain kafan terus memburu sepanjang dua hari ini mondar-mandir dalam hunian kaca  bersembunyi pada tubuh perangkat pendingin

sebab, yang kutahu hanya berkhotbah atau bermazmur tentang pelayanan kasih ini 

Jakarta, Jumat 15 Juli 2022
PESAN DARI LELAKI BERLEMAK 

lelaki baya berlemak ini 
tiap pagi menyodorkan berita ekonomi dan bisnis 
dengan kurva gratis 

dalam hamparan ladang minyak
serta makin mahalnya dapat bermimpi bersetubuh dengan gandum serta gas beracun 

"biarkan mata uang dollar terus berperang dengan mata uang rubbel, tugasmu hanya menulis puisi bermata emas dan terus mempersiapkan perang nuklir supaya penyair bisa angkat senjata," pesan lelaki baya berlemak ini sambil berbisik utang negara harus dibayar dengan jiwa dan raga 

aku hanya terdiam karena kehilangan pita suara
nyaris dua hari berenang di padang tandus 
sebab menyalin kemiskinan sama dengan membaca mantera bawah tanah 

ataukah angan-angan yang terus berterbangan
sampai malam ini 
ketakutan virus  menusuk-nusuk puisiku
ingin bangkit lagi
dari benua orang mati 

Jakarta , Rabu 10 Agustus 2022

KAPAL INDUK OLENG

mendengar berita Indonesia jaya
merah putih berkibar ria
di samudera raya tak ada keluh kesah
seribu kapal berlayar untuk nusantara

hari ini,
mendengar berita Indonesia jaya
ratusan juta kepala keluarga
terjebak krisis pangan apa adanya
juga krisis energi mendunia
sampai lima benua antartika
haruskah menanam gandum di lahan pekarangan rumah

hari esok
kembali mendengar berita Indonesia jaya
membangun jalan tol, kereta api terbang tanpa utang
kuburan untuk orang-orang
tak punya pengharapan
kemiskinan yang juga tak kunjung
sampai ke pelabuhan

Jakarta, Sabtu, 13 Agustus 2022

PETI MATI

sosok lelaki prematur ini
rajin tidur di peti mati
ranjangnya cuaca yang selalu cerah
atau matahari tak berputar lagi

kadang ia jadi semut hitam
kadang jadi ikan kelelahan
di kolam dan air mineral yang nyaris pingsan

tiba-tiba mimpinya dibawa ke rumah sakit tua
di pinggir kota milik pelukis belanda
sehingga masih tersisa untuknya
satu ruangan sempit untuk rumah duka

setiap perbincangan tentang sosok lelaki prematur ini
jamaah pasti ingat peti mati
dengan harga tak pasti

hanya teringat kemiskinan masa kanak-kanak
hatinya pasti masuk permukiman liar
jiwanya disiram arak putih
perjudian dalam tanah kuburan
perzinahan sedarah dan sedaging

Jakarta, Selasa 16 Agustus 2022

KELAPARAN AKUT AKAN JADI PUISI

kelaparan akut akan kujadikan puisi
pagi hari menembus cuaca mati
bersama jantung matahari 

di negeri tanpa kaki-kaki
dimulai dari upacara air tanah ini
diselesaikan dengan sebungkus nasi basi 

kelaparan akut akan kujadikan puisi 
bersiap untuk menghitung pecahan
mata uang rupiah dikalikan
bertubi-tubi 

telah engkau katakan berulangkali
dengan tubuh radikal seperti air kali
yang mengalir lewat mata bank tipuan ini 

maka kelaparan akut
telah mengalir deras
dalam payudara  puisi 
yang diretas terjadi lagi 

Pamulang, Minggu 14 Agustus 2022
KAMAR MANDI INI 

sering kudengar nyanyian persungutan
menerawang hari-hari pergumulan
bersemedi tanpa air wangi
di kamar mandi ini 

kali ini sudah berulangkali
bintang-bintang berguguran
atau bulan dinihari kencing sambil berdiri
seperti pendekar mabuk
membenturkan kepalanya
di kamar mandi ini 

malam penyembahan pun tiba (hati-hati !)
kabar berita basah ialah 
patung murtad jatuh penuh amarah 
tubuh elok paling sehat
membentur matahari
di kamar mandi ini 

Pamulang, Jumat 15 Juli 2022 
Exit mobile version