Dalil Semesta Oleh: NURUL AZIZAH (Santri Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang) Mera mewarnai khatulistiwa Jejak cahaya melintas membelah samudra Gelap malam sudah hampiri jiwa yang sendu Termangu ditepian danau-danau rindu Meratapi asa dan harap Prendjak berdasi kembali pada sarangnya Nyiur melampai berkabar tentang sepi Aku ingin rindu, Tentang bias cahaya senja yang menggelapkan mata Lantunan dalil semester bergema Memuja kebesaran sang Maha Kuasa Aku ingin kembali padaNya Ceritakan tentang resah dan air mata Dedaunan bertasbih memuja keagunganNya Luka , lara, semua mengaduk jiwa Tuhan… masihkah aku sempat untuk bicara denganMu KISAH YANG BELUM USAI Oleh: Vania Akbariani (Santri Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang) Gigil malam mengantarkanku pada kerinduan Rintik hujan turun membias diantara cahaya lampu-lampu jalanan Berteman dengan airmata mengalir, bersahabat dengan rintihan jiwa Meneguk bercawan-cawan kopi kegelisahan, Terlintas angan tentang kisah kita yang sudah lama mati Aku terdiam sejenak, Menerawang dalam fikirku Apakah kita kembali bisa mengulang kisah Kisah yang sudah lama mati Pada malam, tolong beri sedikit petunjuk Agar aku bisa lepas dari semua ini SYAHADAT DI TANGAN PARA MUJAHID Oleh: FATHURRIZQI (Santri Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padangpanjang) Kupandangi guratan wajahmu di kaca Lihatlah dirimu, keelokan wawasanmu sangatlah rupawan Biarkan tangan ini menggapai selembar kisah Kisah akan sang berkuda Oh… Lihatlah mereka Mengarungi dunia yang fana ini Menuju akhirat yang nan abadi Melalang buana di Bumi Afghanistan Tasbih malaikat terus menyelimuti jihadnya Tuk membebaskan para mujahid Dengan panjinya mereka berjuang Dengan syahadat mereka bertahan Gelar sadis tersandang dinamanya Oh… Perjuangannya Mendidik tunas muda Islam Demi niat suci lagi mulia Dengan syahid sebagai semboyan Untuk surga impian tercinta Pergi Oleh: Macroura Putri (Santri Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang) Waktu terus berjalan tanpa henti Matahari yang terbit berubah menjadi terbenam Gelap? Itu yang terasa saat ini Barang yang tersusun rapi Sekarang menjadi berantakan Dia pergi tanpa pamit Meninggalkan serpihan kaca Larangannya selalu ku hiraukan Tapi saat dia pergi? Semua hilang Semuanya hancur tanpa sisa Ingin ku putar waktu kembali Di masa ia ada disini Ku bawa dia kedunia ku Tanpa ia lupa apa itu sepi Dinding Luka Oleh: J E Darwisi Kita hanya bisa bersandar di dinding langit Bercermin pada gigil yang luruh disenja Kembali - datang menjenguk jiwa Bulan tenggelam diamuk badai Sendiri membiasakan kesepian Kita hanya bisa bersandar pada mimpi Berkaca pada luka yang menyayat jiwa Pulang-datang membelai hati Hujan luruh disepi yang masih meninggalkan lara Jauh membiasakan kerinduan Kita hanya bisa bersandar pada kabut Membelai segala resah ketika kalah Menjenguk mimpi-mimpi yang tenggelam di laman asa ; Mungkin kita akan kembali pada duka yang masih sama Aku Masih Melihat Ke Arah Jendela Oleh: Ezzy Novia Syafitri (Santri Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang) Aku masih melihat ke arah jendela Menatap lamat-lamat Melukis wajah pada bingkainya Angin yang kubiarkan menyentuh lembut pipiku, Paham pada tubuh yang membeku Aku masih melihat ke arah jendela Tiap hari padanya aku titipkan kenang, Berbulan-bulan, dan ini entah bulan yang keberapa Aku masih melihat ke arah jendela Melukis mimpi dari janji-janji Aku masih melihat ke arah jendela Melukis cinta berkanvaskan luka Bertahun menanti entah Pada mimpi-mimpi yang merekah Luka, lara, nestapa biarkan ditempatnya semula