6 Puisi Pilihan Pulo Lasman Simanjuntak, Ketua Komunitas Sastra Pamulang

Pulo Lasman Simanjuntak
OBESITAS 

aku mengangkut 
sekarung lemak liar
lewat etalase mengerikan
makanan siap saji
dapat menular
jadi seribu penyakit

bahkan telah menyebabkan
berat tubuh terus meninggi
setinggi langit membiru 
mampu menembus 
angka dan jarum
berwarna merah darah

aku jadi ketakutan
timbangan digital
terlihat dimana-mana
mau menusuk jantung, otak, sesak nafas
sampai paru-paru terbelah dua
bolong disedot embun yang berdarah

kedua tanganku yang makin membesar
dirantai oksigen
kuping setengah tuli
diinfus bertubi-tubi

"kamu harus bertobat, tanam biji jeruk, belimbing, anggur hijau, pisang, apel, manggis, nanas, salak, dan sayur mayur di seluruh aliran sungai yang membentuk jadi pori-pori darah sehat di tubuhmu," pesan permaisuri hati 

datang bertahun-tahun lalu
menyampaikan pekabaran kitab suci
menendang jauh bola kematian 
bersyukur sujud ke tanah 
basah airmata
kulepas dengan satu kata : 
berubah !

Jakarta, Senin 5 Desember 2022



TINNITUS 

pekan ini
otak kanan kubanting
ke tanah

tercipta jadi sungai tuli
yang bising
seperti suara nyeri
satwa ( jangkrik !) 

terkurung aku 
dalam buku roh nubuat
hanya terdiam saat engkau saksikan
ribuan virus menular tiba-tiba bermunculan 
hanya berjarak ruang dan waktu 

malamhari sunyi-Mu berhamburan
amat liar persis di pintu gendang telinga disemprot air keras bertubi-tubi 

sekarang jadilah penderitaan kesakitan  pujangga tua yang tak pernah menangis
setelah divonis tumor
dan depresi
yang disalin lewat deadline koran pagihari
nyaris menembus angka tiga puluh tahunan 

duh, aku ingin turun
sampai ke kulit-kulit bumi
untuk beri kabar kepada para malaikat
tugas pelayanan masih dalam perjalanan
ke padang gurun 
dimulai dengan suara berisik nyaris seperti petasan
siap meledak 
dalam kematian berkepanjangan 

Pamulang, 15 Juli 2021



KATARAK

membaca puisi
mencungkil mata kiri
malamhari masih sunyi
dihajar ratusan batu kali

bumi jadi lelehan putih
bersih tertutup kabut
gatal dan gelisah
dialirkan ke sebuah telaga

semoga doa ini
mencair di tangan tabib
esokhari
jadi semangat lagi
mendaki
ke tubuh matahari

Jakarta, Selasa 22 November 2022



KANDANG BERACUN

kutulis kesaksian ganjil
dengan mata kiri berair
saat matahari
tak mau berlari pagi

untuk seorang pesakitan
sedang terbaring malas
di atas kasur menular
ganas dan berbisa

dari mulutnya
hanya ada sisilah
tipuan-tipuan menahun
berasal dari rumah tua
terbelah dua
hilang ditelan masa lalu

setiap jam berdetak keras
dibunyikan sangkakala keluh kesah
bersenggama dengan perempuan bernanah
ditaburi daun tembakau segar
ditidurinya kitab-kitab kehidupan

sekarang hanya tinggal penyesalan
dikurung dalam kandang beracun
disuguhkan ratusan butir obat keras
ditemani sepertiga malaikat legion
cerita omong kosong

Jakarta, Minggu 27 November 2022



TAHUN KRITIS

bersiap sedialah, saudaraku
dalam hari ke depan
kilas balik akan mulai dihitung
maka pintu hati harus ditutup
mulut jangan bercakap sedap

orang-orang berkulit hitam
akan mengejar utang- piutang
dililit jaringan server internet
kredit macet tak bergerak
dari bank berwajah emas

ancaman kemudian akan datang
lewat nyanyian serombongan
kuman dan virus
menyebar di beranda rumah sakit
mengalir deras air infus
sampai ke muara samping rumah

aku terus ketakutan
gelisah semakin basah
sebab dari hari ke hari
tubuhmu masih saja disantap
timbangan digital
dengan harga memuaskan

Jakarta, Minggu 27 November 2022



KORUPTOR

ratusan tikus (got) berbulu hitam
menyerbu rumah kelam
sepasang pengantin tua
jadi ketakutan
mencium racun
dari kerakusan

benci kepada persungutan
setiap jelang malam
lantaran kebosanan
memunguti mata uang haram

dalam lobang paling dalam
dipandangnya terus menerus
butiran-butiran batu permata
mau dikorup jadi mangsa setan
tubuh koruptor
seharusnya memang
disemen beton !

betapa rakusnya tikus (got) berbulu hitam
merayap-rayap makan harta
rakyat jelata
di pinggiran jalan

dihirupnya miliaran bintang-bintang bertaburan
penjara dijadikan istana
tanpa kepanasan

anak dan tujuh ratus isteri
masih doyan menghitung
bunga bank takkan kehabisan
oleh kejahatan
dibedil senjata tajam
hukuman mati tak berkesudahan

Jakarta, Jumat 18 November 2022



BIODATA 

Penyair Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961-. Alumni Sekolah Tinggi Publisistik (STP-IISIP Jakarta). Karya puisinya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan 18 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.

Anggota Dapur Sastra Jakarta (DSJ), Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP), Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Sastra Nusa Widhita (SNW), dan anggota Sastera Sahabat Kita (SSK-Sabah Malaysia).

Pada saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP).
Beberapa kali diundang membaca puisi di Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM).

Bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan, dan bekerja sebagai wartawan serta rohaniawan.
Kontak Person : 08561827332 (WA).
Exit mobile version