PUISI: Perjalanan Tanpa Tanda, Karya Devi Lolasari

SALAM REDAKSI – Harianhaluan.id merupakan media online, satu group dengan koran Harian Umum Haluan. Melalui rubrik SASTRA BUDAYA, Redaksi Harianhaluan.id menerima tulisan sastra (puisi, cerpen, resensi buku dan film, cergam, cerbung, komik dan karya sastra lainnya). Silahkan kirim karya Anda dilengkapi profil singkat melalui WhatsApp: 0812 7790 1410 atau email: redaksihaluan.id@gmail.com ***

HALUANNEWS – Devi Lolasari adalah guru SDN 19 Ujung Guguak Baso Agam. Devi yang merupakan tamatan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP ini sebelumnya juga bekerja di SIPP FeMale Radio 105.8 FM Padang.

Devi Lolasari

Saat ini lagi semangat2nya menulis utk beberapa koran harian lokal di kota Padang….. “Semoga lebih giat lagi ke depannya dalam menulis, “ungkapnya.

Berikut puisi-puisi karya Devi Lolasari:

Perjalanan Tanpa Tanda
Oleh: Devi Lolasari

Terbangkan saja bila kau mau
Atau bertahan di dahan itu
Bila secercah siDnar menghampiri
 lintasilah lorong tak bertuan 
Bila rasa telah membuncah
Kabarkan segera
beranjaklah
Biarkan ia menari nari  dipucuk
Agar ia bisa kembali bertahta 
Jalanan nan panjang telah terlewati
Rintangan telah  dihadang
Hingga sampai pada titik ini
 tak pernah lelah
 tak pernah gerah
 tak pernah marah
Inilah hidup
Inilah perjalanan
  melangkahlah bersama
Dalam setiap waktu

UG Mei 2022
MERETAS ASA
Oleh : Devi Lolasari

Sepuluh tahun berlalu
Dalam damai dan prahara
cerita terangkai tlah membuncah
Entah suka atau duka
Peluh dan air mata bercampur 

Malam itu pesan berdenting
 di malam buta tanpa cahaya
saat semua mata lelah 
Saat pijar rasa mulai pudar
saat tubuh lelah akan tugasnya
Roda dunia terus berputar
Skenario masih dimainkan
Dan peran belum berganti

Tangisan demi tangisan memenuhi sudut ruang
Tuhan selalu punya kuasa
Atas segala doa doa hambanya
Manusia hanya butuh kekuatan
Untuk sampai pada waktunya
Perempuan Itu
Oleh: Devi Lolasari

Dia pergi 
Entah kembali atau tidak
pergi dengan luka menganga
Dua bocah setia menunggu 
Di depan pintu berderik 
Berharap dalam tangisnya 
perempuan itu akan datang 
Namun....
Hari berganti hari
Nan dinanti tak kunjung datang 
Pagi dan petang dua bocah terus menunggu
Kadang menangis 
Kadang bisa tertawa

Perempuan itu pergi tanpa pamit
Ia tinggalkan dua  bocah
Dipelupuk mereka ada sejuta tanya
Kemanakah perempuan itu
Yang kusebut sebagai ibuku 

Lihatlah perempuan
Dua bocahmu terluka 
Harap cinta dan kasih nan hilang
Tetapi entah kapan
Akan datang meski hanya mimpi

Perempuan
Berkacalah
Di dalam cermin ada dua bocah
Nan menanti mu dalam harap
Kapan  kau kan datang lagi
Merangkul mereka dalam canda

Perempuan
Antarkan impian mereka
Jemputlah mereka dengan cinta 

UG - Mei 022
Exit mobile version