“Prinsip dasar kelima mamangan ini mengisyaratkan lambang kekuasaan di Minangkabau yang berada di bundo kanduang, mulai dari pengambilan keputusan, tanggung jawab dalam rumah gadang, dan beban lainnya. Artinya bundo kanduang adalah induk untuk mengatur segala yang bersifat pada suatu putusan hingga pada pendidikan dan karakter bagi generasinya,” jelas Afrizal Harun.
Kemudian hadirnya “Mandeh Sako di Rumah Gadang” Limpapeh: Festival Matrilineal Kampung Adat Saribu Gonjong ini juga mengakar pada potensi-potensi Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang telah terinterpretasikan oleh masyarakat di Kampuang Sarugo tersebut.
Dari pelaksanaan prosesi adat, Kampuang Sarugo masih memiliki prosesi adat batagak pangulu, baalua pasambahan, manjalang gogo, malope anak, dan mintak ayie sagontang. Prosesi adat yang masih berlangsung hingga kini tentu tidak akan terlepas dari peran bundo kanduang sebagai orang di balik layar dalam mempersiapkan prosesi adat yang ada.
Tak hanya itu, Kampuang Sarugo juga memiliki kekayaan kuliner yang khas, ada limpiang layu-layu, tumbuak maba, samba baluik dalam tampuruang, samba unja buluah, randang jangkang. Kemudian di Sungai Dadok juga ternama dengan jeruknya yang disebut JESIGO, karena daerah ini memiliki agrowisata jeruk.
“Dalam hal aktivitas budaya, di sini ada kesenian khas seperti tari lansia Barabah Mandi, Tanjuang Katuang dan kesenian lainnya. Permainan anak nagarinya juga unik, ada pacu upiah, main ban-ban. Kerajinan Sungai Dadok juga menarik, yaitu kerajinan menganyam Kombuik yang terbuat dari bahan bambu dan akar kayu,”
“Bahkan di sini juga ada aktivitas budaya yang terbilang sudah langka dan sudah jarang dilaksanakan seperti manumbuak topuang, mairiak padi, mancari sikasiah, manggala, dan maanta siriah. Meski disayangkan, tapi setidaknya ada memori kolektif yang bisa kita jemput dari apa yang ada di Kampuang Sarugo ini,” jelas salah satu Kurator Limpapeh: Festival Matrilineal Kampung Adat Saribu Gonjong tersebut.
“Mandeh Sako di Rumah Gadang” Limpapeh: Festival Matrilineal Kampung Adat Saribu Gonjong ini dibagi dalam dua bentuk kegiatan, yaitu Pra-Festival dan Festival. Dalam Pra-Festival ini sudah dilaksanakan pada Rabu dan Kamis, 14-15 Agustus 2024 kemarin.