AGAM, HARIANHALUAN.ID- Sawah Pokok Murah menjadi salah satu program unggulan dalam 100 hari kerja Bupati Agam, Benni Warlis. Program ini diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi pertanian di Kabupaten Agam dengan metode inovatif yang lebih hemat biaya dan ramah lingkungan. Percontohan Sawah Pokok Murah digelar di lahan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kamang Hilia Sejati Nagari Kamang HiliaKecamatan Kamang Magek.
Kepala Dinas Pertanian Agam, Arief Restu menegaskan bahwa program ini sejalan dengan prioritas Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam bidang ketahanan pangan.
“Metode ini menjadi program unggulan 100 hari kerja Bupati Agam, Bapak Benni Warlis, untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di Kabupaten Agam,” ujar Arief Restu, Senin (10/3).
Ia menjelaskan bahwa metode Sawah Pokok Murah mengurangi kebutuhan petani untuk mengolah tanah secara konvensional, sehingga dapat menekan biaya produksi. “Dengan mengaplikasikan teknik ini, maka petani tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk pengolahan tanah,” jelasnya.
Tak hanya itu, metode ini juga mengurangi penggunaan pupuk kimia, karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman sudah tersedia dari jerami yang dilapukan langsung di lahan sawah.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Nagari, Handria Asmi menambahkan bahwa seluruh nagari di Kabupaten Agam telah menganggarkan Sekolah Lapang bagi petani guna mendukung pelaksanaan program Sawah Pokok Murah melalui Dana Ketahanan Pangan.
“Kita berkomitmen penuh mendukung program ini, yang saat ini sudah mulai memasuki tahap penetapan calon lokasi Sawah Pokok Murah,” ungkap Handria.
Menurutnya, setelah seluruh proses penetapan lokasi selesai, Sekolah Lapang Sawah Pokok Murah akan segera dimulai di setiap nagari dengan pendampingan dari penyuluh pertanian setempat.
“Peluncuran Sawah Pokok Murah ini nantinya akan menghadirkan Bupati Agam untuk tanam perdana yang akan diikuti oleh seluruh nagari di Kabupaten Agam,” pungkasnya.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Agam serta menjadi langkah konkret dalam mewujudkan ketahanan pangan daerah. (*)