AGAM, HARIANHALUAN.ID – Petani kini tak perlu lagi khawatir dengan biaya tinggi dalam mengolah lahan sawah. Sebuah metode bertani sederhana namun efektif bernama Sawah Pokok Murah diperkenalkan ke petani di Kabupaten Agam.
Menurut Ir Djoni, penggagas Sawah Pokok Murah yang juga Pembina Dangau Inspirasi Riset dan Pengembangan Pedesaan, metode ini menawarkan enam langkah praktis yang bisa diterapkan langsung oleh petani, terutama mereka yang ingin mengurangi ketergantungan pada pupuk buatan dan menekan biaya operasional.
Langkah pertama dimulai dengan pemotongan sisa tunggul jerami hingga ke pangkal. Pemotongan ini penting agar jerami tak menghambat pertumbuhan tanaman baru.
“Potong sisa tunggul jerami sampai pangkal. Bisa menggunakan sabit atau mesin potong rumput,” ujar Ir Djoni menjawab pertanyaan Haluan, Rabu (7/5).
Langkah kedua lanjutnya, adalah membiarkan sawah tergenang air selama dua malam. Tujuannya, untuk melunakkan tanah sehingga memudahkan membuat parit.
Berikutnya, petani disarankan membuat parit selebar mata cangkul dengan jarak antar banda 125 cm. Parit ini berfungsi sebagai sistem drainase alami dan tempat menaruh jerami.
“Langkah keempat, tutup tanah antar parit sawah dengan jerami setebal 5 cm, ini menjadi kunci dalam metode ini. Jerami ini berfungsi layaknya mulsa yang mempertahankan kelembapan tanah serta mengurangi pertumbuhan gulma. Jerami juga ketika lapuk juga akan menjadi pupuk bagi tanaman,” jelasnya.
Langkah kelima lanjutnya lagi, segera buat persemaian dengan menyeleksi benih terlebih dahulu. Teknik sederhana ini efektif memisahkan benih berkualitas dari yang kurang baik.
“Langkah terakhir adalah menanam benih saat berumur 12 hingga 14 hari,” sebutnya.
Menurut Ir. Djoni, metode ini lahir dari keprihatinan terhadap tingginya biaya produksi petani kecil.
“Kami ingin memberikan solusi nyata yang bisa langsung diterapkan di lapangan, tanpa harus bergantung pada alat berat atau pupuk kimia dalam jumlah besar dan pestisida,” katanya.
Ia menambahkan bahwa penggunaan pupuk buatan tetap diperbolehkan, namun perlu dibatasi. “Jika ingin menggunakan pupuk buatan, jangan lebih dari sepertiga dosis biasa. Dan yang penting, pupuk harus diberikan sebelum jerami ditutupkan ke tanah,” jelas Djoni.
Selain aspek teknis, metode Sawah Pokok Murah juga dirancang untuk meningkatkan kesadaran petani terhadap pertanian berkelanjutan.
“Kami ingin petani tidak hanya panen lebih banyak, tapi juga merawat tanahnya agar tetap subur untuk masa depan,” tambahnya.
Dikatakan, metode ini telah diuji coba di beberapa lokasi di Sumatera Barat dan menunjukkan hasil menjanjikan, baik dari segi efisiensi tenaga kerja maupun hasil panen.
Dengan pendekatan sederhana namun terukur, para petani bisa meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Sawah Pokok Murah aman dari serangan hama keong dan wereng.
“Selain langkah di atas, pada prinsipnya sama seperti sawah biasa,” tutupnya. (*)