Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto bahkan mendorong agar metode SPM diadopsi sebagai bagian dari program pertanian nasional.
Menurut Djoni, metode SPM dirancang untuk membebaskan petani kecil dari ketergantungan terhadap pertanian modern berbasis kimia yang dinilai mahal dan merusak kesuburan tanah.
“Petani kecil yang selalu kekurangan modal akan sangat terbantu dengan metode sawah pokok murah, yang sebenarnya tidak hanya murah, namun juga lebih produktif,” ujarnya saat ditemui Haluan di Dangau Inspirasi miliknya, di kawasan Kurao Pagang, Kota Padang, beberapa hari yang lalu.
SPM mengusung pendekatan Tanpa Olah Tanah (TOT), yakni dengan menutup lahan menggunakan mulsa jerami, menanam benih pada umur muda di tanah yang dangkal, satu benih satu lubang dan mengatur jarak tanam yang lebih renggang.
Metode ini diyakini mampu menjaga kesuburan tanah, mempertahankan ekosistem alami, serta mengurangi pertumbuhan organisme pengganggu tanaman. Namun, kegagalan di Padang Laweh mengingatkan bahwa keberhasilan metode SPM sangat dipengaruhi oleh kesiapan lahan dan ketersediaan sumber air yang memadai. (*)