AGAM, HARIANHALUAN.ID – Pemerintah Kabupaten Agam melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dalduk KB PP dan PA) menggelar pelatihan Psychological First Aid (PFA) atau dukungan psikologis awal bagi anak korban kekerasan, Kamis-Jumat (24-25 Juli 2025) di Hotel Sakura Syariah, Lubuk Basung.
Pelatihan ini diikuti oleh 35 peserta yang berasal dari satuan pendidikan dan lembaga layanan penanganan kekerasan terhadap anak di Kabupaten Agam.
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber berkompeten di bidang psikologi dan perlindungan perempuan dan anak, yakni Fitri Effendy, SPsi, Psikolog yang merupakan Ketua IPK HIMPSI Sumbar beserta tim, serta aktivis LSM Nurani Perempuan, Yefri Hariani.
Kepala Dinas Dalduk KB PP dan PA Kabupaten Agam, Drs Surya Wendri, MSi menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat penting untuk menjawab kebutuhan penanganan awal bagi anak-anak yang mengalami trauma psikologis akibat kekerasan.
“Kejadian krisis dan trauma bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, sementara tenaga profesional kesehatan mental di Agam masih sangat terbatas. Oleh karena itu, pelatihan PFA ini menjadi langkah awal agar petugas layanan di lapangan bisa memberikan dukungan psikologis awal yang aman dan suportif,” jelas Surya Wendri.
Surya juga mengungkapkan bahwa pelatihan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya angka kekerasan terhadap anak dalam tiga tahun terakhir berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMPONI) Kabupaten Agam.
“Pada 2022 terdapat 58 anak korban kekerasan, naik menjadi 61 orang pada 2023. Tahun 2024 melonjak drastis menjadi 111 anak korban kekerasan, ditambah 31 korban perempuan dewasa, sehingga totalnya menjadi 142 korban,” ungkapnya.
Surya merinci bahwa dari jumlah korban tersebut, kekerasan seksual menjadi kasus terbanyak dengan 125 kasus. Diikuti kekerasan psikis 21 kasus, fisik 13 kasus, eksploitasi, trafficking, penelantaran, dan lainnya masing-masing satu kasus.
“Bila kita lihat dari sisi usia, korban paling banyak adalah remaja usia 13 hingga 17 tahun, sebanyak 81 orang. Sedangkan dari sisi lokasi kejadian, kekerasan banyak terjadi di lingkungan satuan pendidikan, yaitu sebanyak 74 kasus, disusul lingkungan rumah tangga dengan 51 kasus,” jelasnya lagi.
Surya menekankan bahwa keseluruhan korban tersebut memerlukan dukungan dan layanan pemulihan psikologis yang berkelanjutan.
“Inilah urgensi dari pelatihan PFA ini. Kami ingin peserta memiliki pemahaman dasar tentang PFA, mampu memberikan dukungan yang tidak menghakimi, serta bisa mengenali dan menangani stres atau trauma pada anak secara tepat,” kata Surya Wendri.
Adapun tujuan umum dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas lembaga layanan dalam memberikan pertolongan pertama psikologis.
Sedangkan tujuan khususnya mencakup pemahaman konsep PFA, pelatihan teknis pemberian dukungan awal, peningkatan kapasitas penanganan stres akibat trauma, serta pengenalan prinsip-prinsip PFA dalam berbagai skenario.
“Kegiatan dua hari ini diharapkan menjadi langkah awal yang strategis dalam memperkuat sistem perlindungan anak di Kabupaten Agam melalui peningkatan kapasitas SDM yang langsung berhadapan dengan kasus di lapangan,” tutupnya. (*)