AGAM, HARIANHALUAN.ID—Kabupaten Agam yang selama ini menjadi penyumbang utama ekonomi masyarakat sektor pertanian, ikut terdampak dengan tren penurunan rasio Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Penurunan PDRB tercatat dari 30 persen pada 2019, menjadi 28,26 persen pada 2024. Salah satu penyebabnya adalah bencana galodo yang melanda wilayah Agam tahun lalu.
Hal tersebut disampaikan Bupati Agam melalui Plt Asisten II Setdakab Agam, Welfizar saat membuka Workshop Pembahasan Rancangan Rencana Dasar Kemitraan Multipihak, Rabu (20/8). Selain itu, Welfizar juga menyebut tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Agam mengalami trend fluktuatif.
“Tercatat 4,61 persen pada 2020, meningkat menjadi 4,73 persen pada 2024. Persentase terbesar berasal dari tenaga kerja terdidik,” ujarnya.
Kondisi ini katanya, menggambarkan pentingnya peningkatan resiliensi lingkungan dan masyarakat melalui kebijakan penerapan ekonomi hijau dan ekonomi biru, dalam upaya mendorong transformasi ekonomi berkelanjutan serta peningkatan sektor ekonomi kreatif.
“Kebijakan ini sudah diimplementasikan melalui berbagai program unggulan, seperti Nagari Creative Hub dan Bangkik dari Surau yang mengintegrasikan nilai agama dan ekonomi,” terang Welfizar.
Tidak hanya itu, program Sawah Pokok Murah (SPM) juga merupakan wujud nyata implementasi kebijakan tersebut, bersama sejumlah program unggulan lain.