Sementara itu, Camat Palupuh, Kabupaten Agam, Zulfikar Zulkifli membenarkan jika angka stunting di Kecamatan Palupuh tergolong tinggi dibandingkan daerah lain di Kabupaten Agam.
“Angka stunting kita saat ini mencapai 108 orang. Kita berada diperingkat dua di bawah Kecamatan IV Koto,” ujar Zulfikar.
Menurutnya, tingginya angka stunting di daerah Palupuh disebabkan karena kekurangan sanitasi, infrastruktur yang masih kurang seperti jalan masih banyak jalan tanah, sehingga masyarakat malas pergi ke posyandu. Kemudian tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah dan sarana telekomunikasi yang belum memadai.
“Kedepannya, kita akan mengaktifkan kembali posyandu memberikan makanan tambahan kepada ibu dan bayi. Kita berharap angka stunting ini dapat menurun di Kecamatan Palupuh,” ujarnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Fatmawati mengatakan, jika anak telah menjadi stunting, maka pengobatannya sangat sulit sekali. Dari hasil penelitian hanya 15 persen yang berhasil diobati.
“Jika kita berhasil mencegah dari awal. Maka kita telah menyelamatkan sumber daya manusia (SDM) atau generasi mendatang. Ini adalah tanggungjawab kita bersama,” ujarnya.
Untuk itu, lebih baik mencegah dari awal seperti pendampingan calon pengantin, pendampingan ibu hamil hingga melahirkan dan perawatan anak balita. (*)