Berhasil Turunkan Stunting, Pemerintah Pusat Berikan Reward

DPR RI

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar bersama anggota DPR RI, Ade Rezki Pratama mengelar sosialisasi advokasi dan KIE penangganan stunting di Kantor Camat Palupuh, Selasa (28/2/2023). Yursil

HARIANHALUAN.ID – Apabila suatu daerah berhasil dan sukses menekan angka stunting hingga di bawah 14 persen pada tahun 2024 mendatang. Maka pemerintah pusat akan memberikan reward atau hadiah kepada pemerintah daerah atas keberhasilan tersebut.

Hal tersebut disampaikan anggota DPR RI, Ade Rezki Pratama ketika mengelar sosialisasi advokasi dan KIE penangganan stunting di Kantor Camat Palupuah, Selasa (28/2/2023).

Menurut politisi Partai Gerindara itu, pemerintah pusat bisa saja memberikan reward berupa pembangunan infrastruktur atau Sumber Daya Manusia (SDM) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kami kira reward ini nantinya tidak akan dinikmati oleh segelintir orang, tetapi juga dinikmati oleh masyarakat secara umum,” kata Ade lagi.

Ia menambahkan, di Pagadih salah satu nagari kecamatan di Palupuh angka stunting di daerah itu lebih tinggi dibandingkan dengan nagari lain. Tingginya angka stunting di nagari itu, disebabkan kurangnya sanitasi, MCK dan jamban.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, katanya, telah disepakati akan membuat program pembangunan MCK komunal. Dan di tahun ini juga, dia bersama dengan instansi terkait akan mengawal pembangunan jamban sehat di setiap rumah tangga di Nagari Pagadih.

Ia berharap pada tahun 2024 mendatang, angka stunting di Kecamatan Palupuh berada di bawah rata-rata nasional atau di bawah 14 persen.

Sementara itu, Camat Palupuh, Kabupaten Agam, Zulfikar Zulkifli membenarkan jika angka stunting di Kecamatan Palupuh tergolong tinggi dibandingkan daerah lain di Kabupaten Agam.

“Angka stunting kita saat ini mencapai 108 orang. Kita berada diperingkat dua di bawah Kecamatan IV Koto,” ujar Zulfikar.

Menurutnya, tingginya angka stunting di daerah Palupuh disebabkan karena kekurangan sanitasi, infrastruktur yang masih kurang seperti jalan masih banyak jalan tanah, sehingga masyarakat malas pergi ke posyandu. Kemudian tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah dan sarana telekomunikasi yang belum memadai.

“Kedepannya, kita akan mengaktifkan kembali posyandu memberikan makanan tambahan kepada ibu dan bayi. Kita berharap angka stunting ini dapat menurun di Kecamatan Palupuh,” ujarnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Fatmawati mengatakan, jika anak telah menjadi stunting, maka pengobatannya sangat sulit sekali. Dari hasil penelitian hanya 15 persen yang berhasil diobati.

“Jika kita berhasil mencegah dari awal. Maka kita telah menyelamatkan sumber daya manusia (SDM) atau generasi mendatang. Ini adalah tanggungjawab kita bersama,” ujarnya.

Untuk itu, lebih baik mencegah dari awal seperti pendampingan calon pengantin, pendampingan ibu hamil hingga melahirkan dan perawatan anak balita. (*)

Exit mobile version