AGAM, HARIANHALUAN.ID – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam mengimbau, agar petani keramba jaring apung di Danau Maninjau untuk tidak menebar benih ikan, karena daerah itu dilanda angin cukup kencang yang berpotensi kematian ikan akibat oksigen berkurang.
“Jangan tebar benih ikan di dalam keramba jaring apung, karena angin cukup kencang yang berpotensi kematian setelah oksigen berkurang di dalam danau,” sebut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira pada Kamis (2/3).
Lanjut Rosva, angin kencang melanda daerah itu sejak Senin (27/2), mengakibatkan kondisi air danau berubah dengan warna hijau keputih-putihan.
Namun petani sudah memanen ikan secara dini dengan ukuran yang sudah besar dengan menyimpan ke kolam air tenang.
“Ini telah dilakukan petani dalam meminimalisir kerugian akibat kematian,” katanya.
Rosva mengakui, setiap hari terjadi kematian ikan di danau vulkanik tersebut dan ikan itu baru berupa bibit dengan usia satu bulan.
Kematian itu tidak secara massal dan biasa terjadi setiap pagi. Saat ini keramba jaring apung yang diisi bibit sekitar 30 persen dari 23.359 unit keramba jaring apung.
“Keramba jaring apung itu baru diisi dengan usia satu bulan,” ujarnya.
Rosva mengatakan, penyuluh perikanan sedang melakukan pendataan di Danau Maninjau saat kondisi angin kencang. Saat ini kondisi ikan di danau dengan kondisi maangai atau mencari oksigen ke permukaan. “Ikan keramba jaring apung dan di dalam danau sedang maangai berdasarkan hasil dari lapangan, pada Kamis (2/3),” tutupnya. (per).