Keltan Gaduik Nan Limo Sakato  Sukses Gelorakan Gerakan Tani Hijau Organik

"Kami kini telah bisa memproduksi Kompos, Tricoderma, Plant Growth Promoting Rhyzobacteria (PGPR), Trychoderma, Eco Enzim, Jamur Keberuntungan (Jakaba), DD Bacteria dan lain sebagainya,"

  

AGAM, HARIANHALUAN.ID —Kelompok Tani  (Keltan) Gaduik Nan Limo Sakato, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam sukses  menggelorakan gerakan Tani Hijau Organik ramah lingkungan.

Kelompok Tani Binaan Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura  Dinas Pertanian Pangan dan Hortikultura Sumbar ini, telah mampu  memproduksi dan menjual berbagai jenis kompos dan Pupuk Organik Cair (POC). 

Manajer Klinik Pertanian Keltan Gaduik Nan Limo Sakato, Nurman Rajo Imbang mengatakan, pihaknya kini telah bisa meracik dan meramu berbagai jenis pupuk organik yang tidak akan merusak unsur hara tanah. 

“Alhamdulillah,  kami kini telah bisa memproduksi kompos, Tricoderma, Plant Growth Promoting Rhyzobacteria (PGPR), Trychoderma, Eco Enzim, Jamur Keberuntungan (Jakaba), DD Bacteria dan lain sebagainya,” ujarnya kepada Haluan Kamis (31/8).

Nurman Rajo Imbang menuturkan, sejak beberapa waktu lalu. pihaknya  bahkan telah menerima orderan berbagai jenis  produk pertanian organik dari petani yang berasal dari wilayah Bukittinggi – Agam. 

“Orderan selalu ada, bahkan kadang tidak terlayani semua saking banyaknya permintaan. Berdasarkan pengakuan konsumen,  pupuk organik racikan kami tidak kalah hasilnya  dengan pupuk kimia,” ucapnya. 

Ia bercerita, bertani secara organik, adalah  suatu keharusan bagi para petani Sumbar ditengah kenaikan harga, kelangkaan  serta pemangkasan kuota dan jenis pupuk kimia bersubsidi yang saat ini dilakukan pemerintah.

Dijelaskannya, penggunaan pupuk organik pada pertanian tanaman pangan, mampu memperbaiki unsur hara tanaman yang hilang dan rusak akibat penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. 

“Pemakaian pupuk kimia secara berlebihan akan mematikan organisme tanah, Akibatnya tanah menjadi gersang tidak subur. Dan menyebabkan tanaman tidak tumbuh optimal,” jelasnya. 

Keberhasilan Keltan Gaduik Nan Limo Sakato, dalam menggelorakan semangat pertanian hijau organik ramah lingkungan berbiaya murah ini, juga telah memantik perhatian Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatra Barat.

 Petugas Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Dan Pengembangan Agen Hayati (LPHP – PAH) Bukittinggi, Elvia mengatakan,  Keltan  Gaduik Nan Limo Sakato adalah salah satu dari dua kelompok tani percontohan di Sumbar pada tahun ini. 

“Selain Keltan Gaduik Nan Limo Sakato, kami juga membina Kelompok Tani Gantiang Sepakat, Matur Katik. Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam. Keduanya adalah Keltan percontohan,” ujarnya kepada Haluan Kamis (31/8).

Elvia menjelaskan, Distanhortbun Sumbar, bahkan telah memberikan bantuan pengadaan sarana dan prasarana laboratorium Klinik Pengendalian Hama Tanaman (PHT)  bagi Keltan Gaduik Nan Limo Sakato. 

” Bantuan Sarpras Laboratorium PHT diserahkan sejak bulan Juni 2023 lalu. Bantuan berupa kulkas, kompor, timbangan digital serta 19 item peralatan laboratorium pembuatan pupuk organik  lainnya,” ungkapnya.

Ia berharap, anggota Keltan Gaduik Nan Limo Sakato hendaknya bisa menjadi agen-agen  penyebar informasi dan pengetahuan bertani secara organik kepada masyarakat petani disekitar lingkungan masing-masing. 

“Gerakan pertanian hijau  organik yang tidak merusak tanah ini harus terus dimasukan dan  digelorakan. Petani tidak boleh terus menerus tergantung kepada pupuk kimia pabrikan,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version