AGAM, HARIANHALUAN.ID – Sejumlah petani di Batu Taba, Ampek Angkek mengeluh karena sawah mereka terendam sisa banjir lahar dingin sehingga membuat tanaman padi rusak.
Salah seorang petani setempat, Zul mengaku sawah miliknya terimbun material lahar dingin yang menerjang Bukik Batabuah pada Jumat (5/4) lalu.
Zul mengaku, hingga Sabtu (6/4) kemarin ia belum didata soal kerugian yang dialami. Padahal, sawah miliknya hanya berjarak sekitar ratusan meter dari lokasi.
“Peninjauan hanya fokus ke dekat jembatan ini Bukik Batabuah ini, sementara sawah kami juga terdampak,” kata dia.
Akibat material lahar dingin, Zul mengaku tidak akan bisa memanen padi miliknya. Ia menyebut, kondisi tersebut tidak hanya dialami dirinya, tetapi juga puluhan petani lainnya.
“Saya rasa area yang terdampak berhektare-hektar. Jadi kami juga mau solusi soal sawah kami,” ucapnya.
Hal senada juga diutarakan petani lain, Am. Mujurnya, sawah miliknya sudah sempat dipanen sebelum kejadian. Namun, ia memprediksi akan butuh waktu lama sawahnya bisa diolah lagi.
“Satu tahun ini tidak mungkin bisa diolah,” sebutnya.
Kepala Dinas Pertanian Agam, Arif Restu menyampaikan, dirinya dan juga sejumlah petugas telah terjung langsung melihat areal persawahan yang terdampak banjir lahar dingin.
Areal persawahan yang terdampak mencapai 38,5 hektare yang meliputi 3 kecamatan yakni, Canduang 17,5 hektare, Sungai Pua 1 hektare dan Ampek Angkek 20 hektare.
Dampak terparah memang dialami petani di Ampek Angkek. Pasalnya, areal persawahan masyarakat berada di dataran rendah yang menyebabkan arus banjir lahar dingin lebih deras.
“Semua sudah terdata dan dilaporkan kepada kepala daerah dan posko penanganan bencana. Akan diupayakan langkah lebih lanjut,” katanya. (*)