HARIANHALUAN. ID – DPRD Agam mengimbau warga Agam agar ekstra hati-hati dan meningkatkan kewaspadaannya terhadap perubahan iklim yang ekstrim, karena bencana alam kita tidak tahu kapan terjadinya.
Ketua DPRD Agam Novi Irwan menyampaikan hal itu ketika memimpin rapat rapat paripurna di aula utama gedung DPRD Agam Senin (13/5/24)
Hadir Wakil Ketua Marga Indra Putra dan Irfan Amran, Anggota DPRD Agam, Forkopimda , Asisten, Staf Ahli, Kepala OPD dan undangan lainnya.
“Innalillahiwainailahirajiun. Atas nama pribadi dan lembaga DPRD, kami menyampaikan duka cita mendalam kepada seluruh masyarakat Agam yang tertimpa musibah bencana banjir bandang. Kita berdoa agar saudara-saudara yang terkena dampak dari bencana tersebut, kiranya diberikan kekuatan dan ketabahan,” kata Ketua DPRD pada Rapat Paripurna DPRD atas pandangan umum fraksi yerhadap Ranperda RPJP Kabupaten Agam tahun 2025-2045
Sebelum itu, wakil rakyat dari Partai Gerindra itu sudah melakukan kunjungan ke beberapa titik bencana, sekaligus memberikan bantuan terhadap korban banjir bandang tersebut. Dalam kunjungan itu, masyarakat setempat sangat membutuhkan bantuan mendesak, seperti air mineral, beras, selimut dan perlengkapan pakaian lainnya.
Akibat bencana tersebut Novi berharap pemerintah, baik kabupaten maupun provinsi, agar masyarakat yang menjadi korban bencana mendapatkan pelayanan terbaik, terutama terhadap fasilitas dapur umum dan bantuan logistik lainnya.
Secara kelembagaan, lanjutnya, DPRD memberikan apresiasi kepada semua pihak atas kerjasama dan kerja keras yang telah dilakukan. Baik dari pemerintah daerah, TNI/Polri, dan tim SAR serta partisipasi masyarakat, sehingga proses evakuasi dan pembersihan material banjir bisa dilakukan secara bertahap.
Dari data terkini berdasarkan Dinas Kominfo Kabupaten Agam, akibat bajir bandang tersebut terdapat 20 korban meninggal dunia, 16 luka-luka dan 3 orang belum ditemukan.
Untuk gambaran umum secara keseluruhan terdapat 10 kecamatan yang terdampak akibat banjir, diantaranya Kecamatan Baso, Tilatang Kamang, Kamang Magek, Sungai Puar, Canduang, Palupuh, Banuhampu, Ampek Angkek, IV Koto, Malalak dan Palembayan.
Total kerusakan dan korban jiwa akibat bencana tersebut diantaranya, kerusakan lahan pertanian seluas 101.45 hektar, 28 unit fasilitas umum (jalan, jambatan, irigasi dan pos pemuda), 186 rumah rusak (berat, sedang,ringan), 95 unit pertokoan, 2 unit fasilitas pendidikan, 4 unit fasilitas peribadatan, 18 unit kendaraan roda empat dan dua dan 20 orang korban jiwa meninggal dunia.
“Saat ini ada sekitar 159 warga yang sedang diungsikan di posko pengungsi. Kita berharap proses evakuasi berjalan lancar dan warga yang belum hilang segera ditemukan, ” harapnya dengan nada sendu. (yan).