Anas Rizul (55) menambahkan, ia bersama dengan warga lain mengaku telah membayar biaya pasangan listrik kepada Biro PLN yang datang ke Pagadih Mudiak tahun 2022 lalu. Namun, hingga saat ini jaringan listrik yang dijanjikan tidak pernah dipenuhi.
“Sebanyak 20 KK di Pagadih ini telah ditipu oleh Biro PLN yang datang ke sini. Biro tersebut datang bersama dengan Wali Nagari Pagadih. Rata rata kami membayar Rp1,3 juta,” kata Anas yang berprofesi sebagai petani.
Sebagai masyarakat kecil jelasnya, mereka percaya saja sama biro PLN dan Wali Nagari Pagadih. Bahkan, uang untuk membayar biaya masuk listrik dipinjam kepada tetangga. Begitu besar harapan warga untuk dapat aliran listrik sendiri.
“Permasalahan ini telah dilaporkan ke Polresta Bukittinggi dua tahun lalu. Namun, karena kami tidak mengerti hukum kami tidak tahu tindak lanjutnya,” ungkapnya.
Pantauan Haluan di lokasi, secara umum kondisi warga setempat adalah warga miskin. Bahkan, ada rumah yang sangat jauh dikatakan layak, rumah hanya terbuat dari kayu beralaskan tanah.
Pekerjaan mereka hanya bertani, di lahan yang tidak subur, hasil tani tidak sampai kepada panen berikutnya. Sehingga warga kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup.