Hingga saat ini semua pelayanan kesehatan di RSUD didukung oleh tenaga kesehatan yang profesional dan berpengalaman, baik itu dokter spesialis maupun dokter umum dengan fasilitas dan peralatan yang memadai.
Menurutnya, melihat jumlah dokter spesialis yang ada saat ini, RSUD memang butuh penambahan dokter spesialis demi pemenuhan layanan kesehatan pada masyarakat. RSUD ini adalah rumah sakit tipe C yang sudah berjalan empat tahun.
“Alhamdulillah kita punya dokter spesialis, dokter umum serta tenaga kesehatan lainnya. Kita juga punya 104 tempat tidur untuk pasien rawat inap. Meski kekurangan dokter spesialis, namun kita tetap berupaya memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat dengan SDM yang ada,” ujarnya.
RSUD Bukittinggi imbuhnya, telah ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), sehingga memiliki kewenangan dalam mengelola keuangan, SDM, dan layanan. Namun demikian, untuk operasional RSUD harus tetap didukung APBD.
Muryani Dhatri mengaku, meski sudah BLUD bukan berarti bisa hidup sendiri, tapi masih harus ditopang oleh APBD. Hingga sekarang RSUD Bukittinggi masih membutuhkan banyak biaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan tersebut.
“Dokter spesialis kita masih kurang. Kita juga butuh tambahan ruangan, dan kekurangan biaya pemeliharaan. Tahun ini kita juga tidak dapat DAK karena persoalan KRIS atau Kelas Rawat Inap Standar. Untuk itu kita ingin melakukan rehab ruangan,” ucapnya.