Afizah juga menceritakan pengalaman keluarganya dalam menggunakan layanan JKN, khususnya saat orang tuanya menjalani operasi usus buntu. Ia menyebut bahwa seluruh prosedur dan pembiayaan ditanggung oleh BPJS Kesehatan dan pelayanan medis yang diterima cukup memadai.
“Kala itu saya menemani keluarga orang tua yang terdiagnosa apendisitis yang harus dilakukan tindakan operasi oleh dokter. Dari awal perawatan hingga selesai operasi, kami tidak dikenakan biaya sepersen pun untuk itu. Alhamdulillah,” ucap Afizah.
Sebagai bagian dari generasi Z (Gen Z), Afizah memberikan beberapa masukan untuk peningkatan Program JKN agar lebih relevan bagi generasi muda. Ia menyarankan perlunya transformasi digital yang lebih menyeluruh, peningkatan kualitas komunikasi dan edukasi yang menarik bagi peserta JKN.
“Mungkin penggunaan platform medsos untuk sosialisasi seputar JKN kepada masyarakat akan lebih mudah diterima saya rasa untuk saat ini. Apalagi saat ini Instagram dan tiktok lebih sering digunakan oleh anak muda saat ini. Jika dimasifkan saya rasa akan lebih banyak masyarakat kita terkhusus generasi muda yang paham akan alur JKN ini,” ucap Afizah.
Dirinya juga mengaku sudah mem-follow akun resmi milik BPJS Kesehatan guna mendapatkan informasi terbaru seputar Program JKN. Di sisi lain, Afizah juga menyampaikan harapannya terhadap pengembangan Program JKN di masa mendatang.
Ia berharap BPJS Kesehatan dapat memperluas layanan telemedicine, mengembangkan aplikasi mobile dengan fitur kecerdasan buatan. “Saya yakin BPJS Kesehatan akan mampu mengarah ke arah sana. Apalagi transformasi harus dilakukan, agar kita tidak ketinggalan dengan negara lain,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa peningkatan kualitas dan pemerataan akses layanan kesehatan kepada setiap peserta JKN harus menjadi prioritas.
“Dengan terus melakukan inovasi dan perbaikan, Program JKN dapat menjadi sistem perlindungan kesehatan yang dikenal oleh dunia. Tentu Indonesia juga akan menjadi role model saat itu tiba,” tuturnya. (*)