Selain itu, Tasya juga memuji pelayanan yang diterimanya kala itu. Sebagai seorang peserta JKN, ia tidak merasakan adanya perbedaan layanan dengan pasien umum lainnya.
“Sejauh ini saya belum merasakan adanya perbedaan layanan dengan pasien umum. Mulai dari awal masuk sampai konsultasi dengan dokter, semuanya sama. Jadi saya berkesimpulan jika bisa menggunakan program JKN, kenapa harus umum, karena dengan JKN kita tidak perlu pusing memikirkan biaya pengobatan,” ujarnya.
Tasya juga memberikan saran terkait digitalisasi layanan yang sejauh ini sudah banyak mempermudah masyarakat Indonesia. Ia menilai bahwa perlu adanya pembaharuan terhadap aplikasi Mobile JKN.
“Pernah sekali saya berobat di faskes luar FKTP terdaftar, saya melihat bahwa untuk antrean online masih belum bisa digunakan. Jadi mungkin harapan kedepannya, sekalipun berobat di luar faskes terdaftar, kita masih dapat mengambil antrean secara online, jadi saat itu saya tetap harus daftar langsung di tempat. Tapi saya optimis ke depan pasti makin baik dan ada pembaharuan,” katanya.
Secara keseluruhan, Tasya merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh faskes mitra BPJS Kesehatan. Menurutnya, sistem pelayanan terus menunjukkan perbaikan ke arah yang lebih baik.
“Semoga layanan ini bisa terus ditingkatkan dan merata hingga daerah terpencil, agar masyarakat tidak lagi ragu memanfaatkan haknya untuk mendapatkan jaminan kesehatan. Saya sangat bersyukur menjadi peserta JKN,” tuturnya. (*)