BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID – BPJS Kesehatan menargetkan Universal Health Coverage (UHC) tahun 2025 mendatang sebesar 98 persen. Naik 3 persen dari tahun 2024 yakni sebesar 95 persen.
Kepala Cabang BPJS Kesehatan Bukittinggi, Haris Prayudi mengatakan UHC merupakan konsep pembangunan kesehatan global yang memastikan setiap individu memiliki akses pelayanan kesehatan yang adil, komprehensif dan bermutu tanpa adanya hambatan finansial.
“Target UHC tahun depan adalah 98 persen, naik 3 persen dari tahun 2024 yakni sebesar 95 persen. Bagi Pemda yang telah UHC di tahun 2024 bisa keluar status UHC jika tahun 2025 mendatang tidak tercapai UHCnya sebesar 98 persen,” kata Haris.
Dijelaskannya, dari 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumbar terdapat 4 kabupaten yang belum meraih UHC diantaranya, Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok. Sedangkan 15 kabupaten/kota telah meraih UHC.
Selain itu, Haris juga menyatakan sejak bulan Januari hingga Oktober 2024 ini BPJS Kesehatan telah membayarkan biaya pelayanan kesehatan di Sumbar sebesar Rp3,2 triliun sedangkan penerimaan dari peserta hanya berjumlah Rp1 triliun. “Hingga saat ini BPJS Kesehatan masih defisit,” ujar Haris.
Dari data penyakit yang menyebabkan pembiayaan katastropik di Sumbar tahun 2023 adalah Cirrhosis Hepatitis jumlah kasus 8.470 biaya Rp13,8 miliar, Gagal Ginjal jumlah kasus 20.439 biaya 101,3 miliar, Haemophilia jumlah kasus 3.709 biaya Rp29,3 miliar.
Selanjutnya, Jantung jumlah kasus 638.688 biaya 408 miliar, Kanker jumlah kasus 92.804 biaya Rp130,9 miliar. Leukaemia jumlah kasus 7.343 biaya Rp24,8 miliar dan Stroke 56.012 biaya Rp114,5 miliar serta Thalassaemia jumlah kasus 3.694 biaya Rp7,6 miliar.(*)