DHARMASRAYA, HARIANHALUAN.ID_ Pemerintah Kabupaten Dharmasraya terkesan melecehkan organisasi Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI). Pasalnya, setiap ada kegiatan resmi di Pemkab Dharmasraya, PWI selalu diundang untuk menghadiri, namun undangan tersebut hanya sebatas undangan.
Misalnya saja, Selasa 28 Oktober 2025, PWI Dharmasraya kembali diundang untuk menghadiri kegiatan Upacara Hari Sumpah Pemuda ke 97 di Halaman Kantor Bupati Dharmasraya. Ironisnya, PWI tidak disediakan kursi tamu serupa dengan undangan lainnya, sehingga Plt Ketua PWI Dharmasraya, Yahya, yang menghadiri kegiatan tersebut seperti “anak kehilangan induk”. Karena tidak disediakan kursi undangan, akhirnya ia meninggalkan lokasi kegiatan.
Kejadian ini sudah berulang kali terjadi, sebelum terjadi halnyang sama pada HUT RI, pada HUT Dharmasraya dan acara resmi lainnya. Pertama terjadi mungkin bisa karena khilaf. Kalaulah terjadi beruang kali, berarti faktor kesengajaan atau sama dengan pelecehan.
Perlu diketahui, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) adalah sebuah organisasi profesi wartawan yang tertua dan terbesar di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada 9 Februari 1946 di Surakarta. Salah satu tujuan organisasi PWI didirikan adalah untuk menjadi ujung tombak perjuangan informasi dan mendukung pembangunan daerah.
“Kami sangat kecewa atas perlakuan Pemerintah Dharmasraya kepada PWI,” tegas Plt Ketua PWI Dharmasraya, Yahya, Selasa ( 28/10/2025).
Ia menambahkan, PWI diundang untuk menghadiri upacara Sumpah pemuda ke 97 di halaman kantor bupati. Undangan disampaikan melalui WhatsApp dalam bentuk Pdf oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Reno Lazuradi.
“Untuk menghargai undang tersebut, pagi- pagi saya berangkat. Setibanya di lokasi acara, saya cek kursi tamu untuk PWI, rupanya tidak ada,” terang Yahya.














