Kesulitan demi kesulitan ia sangat rasakan dalam menjalankan tugas mengabdi untuk masyarakat. Misalnya saja, ada pasien yang harus dirujuk, jangankan ambulans, mobil pribadi saja sudah sulit. Bahkan ia harus merujuk pasien dengan memakai mobil truk, bukan sampai di situ saja, mulai dari administrasi (izin niniak mamak, keluarga dan lain-lain) sampai mencari mobil truk untuk membawa pasien gawat darurat ini.
“Hal itu rasanya sudah melampaui kewenangannya saya sebagai Bidan, tapi niat dalam hati adalah bagaimana pasien selamat, nyawa selamat, meski jarak tempuh dari tempat bertugas sampai ke Puskesmas Sungai Rumbai mencapai 5-8 jam, apalagi pada musim hujan,” katanya.
Berawal sebagai Pegawai Tidak Tetap di Kecamatan Koto Baru di bawah Puskesmas Sungai Rumbai, Afni dengan sepenuh hati mengabdikan dirinya untuk setiap aspek pekerjaannya, mulai dari mengawasi pasien hingga merujuk mereka ke perawatan khusus. Dia menangani tanggung jawab di setiap tingkatan, dari atasan hingga bawahan, dengan dedikasi dan kemampuan terbaik. Dengan waktu dan kemajuan masyarakat, akses layanan kesehatan telah meningkat pesat, memungkinkan orang untuk membuat pilihan berdasarkan informasi mengenai kebutuhan layanan kesehatan mereka.
Mengenang masa-masa sebagai pegawai tidak tetap (PTT), Afni dengan jelas mengingat tantangan aksesibilitas jalan yang buruk selama cuaca hujan dan banyak luka bakar di kakinya karena menyentuh pipa knalpot yang panas. Namun, dia menganggap mengubah praktik perawatan kesehatan tradisional masyarakat menjadi metode yang lebih maju, seperti mengandalkan tenaga kesehatan profesional untuk melahirkan, menjadi tugas yang paling berat.
Istri Bagindo dan ibu empat anak ini juga pernah menghadiri pertemuan atau acara penting di Puskesmas Sungai Rumbai, karena seragam putihnya pasti akan luntur karena debu beterbangan, dan kakinya akan terbakar akibat pipa knalpot sepeda motor yang hangus. Ia menggambarkannya sebagai kenangan menyakitkan yang sulit dilupakan dan jarang ditemui saat ini.
Pada tahun 2003, setelah sembilan tahun mengabdi sebagai PTT, Afni berhasil lulus ujian Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Tak lama kemudian, terbentuklah Kabupaten Dharmasraya yang berujung pada terbentuknya Puskesmas Sungai Limau di Kecamatan Asam Jujuhan pada tahun 2006. Pada tahun 2007, Puskesmas Sungai Limau mulai beroperasi sesuai standar protokol kesehatan Puskesmas, dan Afni melanjutkan pelayanannya di Nagari Sinamar.