PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Pariaman mencatat angka kasus demam berdarah atau DBD turun dibanding tahun sebelumnya.
Pada tahun 2023, terdapat 167 kasus DBD, sedangkan sampai awal Desember tahun ini hanya tercatat 83 kasus. Kejadian luar biasa (KLB) DBD di Kota Pariaman juga menurun dari tiga kasus pada tahun 2023 menjadi dua kasus sampai menjelang tutup tahun 2024.
“Kalau melihat data 2023, kita memang mengalami penurunan dari 167 ke 83 kasus di awal Desember ini. Jumlah kematian akibat penyakit ini juga menurun dari 3 kasus ke 2 kasus yang terjadi di Januari dan Juli kemarin,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Rio Arisandi, Selasa (10/12).
Ia menjelaskan, berdasarkan IR yang ditetapkan Kemenkes untuk indikator nasional ialah 49 kasus per 100 ribu penduduk. Sementara Kota Pariaman sudah mencapai 83 kasus untuk jumlah penduduk yang 101.680 jiwa dari data BPS.
“Kendati angka kasus menurun, tetapi masih tergolong tinggi dibanding Insidens dari Rate Kemenkes. Kita masih mengupayakan penekanan angka kasus ini sampai mencapai target nasional,” ungkapnya.
Menurut Rio, kasus DBD yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini biasa terjadi di daerah padat penduduk seperti perkotaan. Sebab, jenis nyamuk ini akan bersarang dan bertelur di tempat penampungan air bersih atau air yang tenang yang wadahnya biasanya terbuat dari bahan anorganik.
“Untuk Kota Pariaman pun biasanya kasus DBD banyak dijumpai di Kecamatan Pariaman Tengah yang penduduknya lebih padat. Namun, pada dewasa ini, penyebaran kasus DBD sudah merata,” kata Rio.
Ia menyebut, pola hidup masyarakat Kota Pariaman saat ini cukup mempengaruhi penyebaran kasus DBD, sehingga kasus tidak hanya berpusat di daerah padat penduduk saja.
Sebagai upaya penekanan kasus, Plt Kepala Dinas Kesehatan tersebut semakin merutinkan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan sekitar.
“Secara promotif dan preventif sudah kita laksanakan penyuluhan ke masyarakat baik secara langsung maupun menggunakan sosial media. Tahun ibi, Kita juga akan membentuk kelompok masyarakat yang bisa mendeteksi angka bebas jentik di desa dan kelurahan,” paparnya.
Selain itu, Rio mengatakan bahwa Dinkes dengan dukungan pemerintah kota juga sudah mengimbau masyarakat untuk melaksanakan gotong royong dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Dalam PSN, kata Rio, dilakukan 3M plus yaitu menguras dan membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan daur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. (*)