Delapan Bulan Tanpa Wakil, Wako Hendri Septa Menunggu Kesepakatan atau Nyaman dalam Kesendirian

Wali Kota Padang Hendri Septa.

PADANG, HALUAN — Lebih kurang delapan bulan sejak dilantik 7 April 2021 lalu, Wali Kota (Wako) Padang, Hendri Septa, belum kunjung didampingi Wakil Wali Kota (Wawako) Padang. PKS dan PAN mengaku belum sepakat pada satu nama calon, di sisi lain pengamat politik melihat Hendri Septa mulai nyaman menjabat sendiri karena faktor politik.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Sumbar, Indra Datuak Rajo Lelo mengatakan, pembahasan terkait calon Wawako Padang sudah selesai di tingkat DPW, dan nama-nama yang diusulkan telah dikirim ke DPP PAN. Saat ini, pihaknya masih menunggu kepastian dan keputusan dari DPP PAN.

“Sudah lama kami kirim, tapi sampai kini belum ada keputusan dari DPP. Mungkin sedang dibahas. Kami mengirim dua nama kader kami, yaitu Amril Amin dan Ekos Albar. Terkait pembicaraan dan pembahasan antar partai di tingkat kota, itu tergantung Pak Hendri Septa yang juga menjabat Ketua PAN Padang,” kata Indra.

Sementara itu, Ketua MPD PKS Kota Padang, Arnedi Yarmen mengatakan, PKS Kota Padang juga telah mengusulkan beberapa nama untuk calon Wawako Padang. Menurutnya, karena PKS berkoalisi dengan PAN saat mengusung Mahyeldi-Hendri Septa pada Pilwako Padang yang lalu, maka diperlukan pembicaraan dan kesepakatan antar kedua partai.

“Kami saat ini masih menunggu pembicaraan dengan PAN. Kami sudah memunculkan nama Mulyadi Muslim dan Muharlion. Tapi, ini tentu tidak putus di PKS saja, harus ada kesepakatan dengan PAN. Kami berharap kesepakatan bisa segera,” katanya.

PKS, kata Arnedi lagi, memahami posisi Wako Hendri Septa yang sudah delapan bulan memimpin Kota Padang sendirian. Namun sejauh ini, PKS menilai apa yang dikerjakan Hendri Septa masih di jalur yang normal dan dianggap bisa menjalankan roda pemerintahan dengan cukup baik.

“Kami memahami proses peralihan kepemimpinan tentu bukan perkara mudah. Butuh waktu ya. Nanti, setelah ada kesepakatan, dan Pak Hendri Septa memilih orang yang bisa mendampinginya, tentu kami akan meminta persetujuan dari DPP, yang penting saat ini ada kesepakatan PAN dan PKS di tingkat kota,” katanya lagi.

Faktor Pilwako 2024

Di sisi lain, Pakar Politik dari Fisip Universitas Andalas (Unand), Asrinaldi menilai, bisa jadi kekosongan Wawako Padang yang berlarut-larut didasari faktor Hendri Septa yang memang belum memilih pendamping. Ia menduga, bisa jadi langkah ini adalah bagian dari strategi yang disiapkan untuk pencalonan pada Pilwako berikutnya pada 2024 mendatang.

“Jika Wali Kota sudah menyepakati dan memilih satu dari nama-nama yang diusulkan PAN dan PKS, tentu sudah bisa dikirim ke DPRD untuk segera dilantik. Tapi, sepertinya Wako tengah menikmati kesendirian, dan merasa aman serta nyaman tanpa wakil,” kata Peneliti Spektrum Politika itu.

Asrinaldi menyebutkan, bahwa Undang-Undang (UU) No. 23 Tahun 2014 dan UU Nomor 10 Tahun 2016 memang tidak mengatur desakan atau sanksi saat terjadi kekosongan posisi wakil kepala daerah dalam waktu yang cukup lama. Sebab, hal itu sepenuhnya menjadi kepentingan serta political will kepala daerah.

Namun demikian, Asrinaldi menekankan bahwa penting bagi Hendri Septa memiliki pendamping atau wakil agar segudang pekerjaan di Pemko Padang bisa maksimal diselesaikan. Sebab, tidak mungkin pekerjaan yang begitu banyak bisa diselesaikan sendirian, terlebih Hendri Septa dinilai belum cukup berpengalaman.

“Ada urusan desentralisasi, urusan wajib, urusan pilihan, urusan konkuren, urusan dekonsentrasi, tugas pembantuan, dan banyak lagi yang lain. Wakil kepala daerah ini yang nantinya bertugas membantu kepala daerah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang banyak ini,” katanya lagi.

Ditambah lagi, sambung Asrinaldi, Kota Padang tengah bergerak menjadi kota metropolitan sehingga memiliki permasalahan yang kompleks. Oleh sebab itu, menurutnya mustahil bisa diselesaikan sendiri oleh Wako tanpa ada bantuan dari Wawako.

“Saya menduga, kenyamanan Hendri Septa tanpa wakil ini karena menimbang faktor pesaing pada Pilwako 2024. Tapi, percayalah, dengan cara kerja seperti sekarang, ia juga cukup sulit bertarung di pemilihan berikutnya. Belum lagi beberapa tokoh mulai muncul, seperti Wako Padang Panjang Fadly Amran, Evi Yandri dari Gerindra, serta ada Erick Hariyona dari Golkar,” ucapnya menutup. (h/mg-rga)

Exit mobile version