HALUANNEWS, PASBAR — Kerajinan sulaman benang emas yang ada di Air Bangis terus dikembangkan sebagai salah satu icon Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar).
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Titi Hamsuardi didampingi anggota Dekranasda Pasbar, saat mengunjungi industri kerajinan tenun sulaman emas masyarakat Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Senin (6/6/2022) sore.
Ketua Dekranasda Pasaman Barat, Titi Hamsuardi menyampaikan, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasbar sedang berupaya memperkenalkan sulaman ini baik di daerah ini, provinsi hingga nasional, sehingga produk UMKM Pasaman Barat semakin berkembang dan maju.
“Sulaman benang emas Air Bangis memang indah dan bagus. Maka dari itu perlu diperkenalkan ke luar Pasaman Barat. Karena saya yakin peminat dari produk tersebut banyak selain kualitas yang bagus juga mewah dipandang,” ujar Titi Hamsuardi.
Ia menyebutkan, kerajinan seperti sulaman benang emas Air Bangis diakui indah dan memiliki kualitas tinggi, karena dibuat oleh tangan manusia dan hasil dari kreativitas dari pengrajin Pasaman Barat.
Titi Hamsuardi mengatakan bahwa Dekranasda Pasaman Barat bersama OPD yang membidangi sudah melakukan pembinaan dalam pengembangan UMKM. Diharapkan perekonomian masyarakat lebih sejahtera kedepannya.
“Sebagai wujud memperkenalkan hasil karya Pasaman Barat. Maka dipromosikan melalui keikutsertaan hasil kerajinan batik atau tenun sulaman benang emas Air Bangis Pasaman Barat,” katanya.
Sementara itu, salah satu Pengrajin Sulaman Benang Emas Riska Evera menyampaikan terima kasih atas kunjungan Ketua Dekranasda dan OPD terkait ke industri pembuatan sulaman emas miliknya.
“Kunjungan ini sangat berarti bagi kami. Sebagai dukungan dari pemerintah terhadap hasil karya masyarakat Air bangis,” kata Riska Evera.
Selain itu, dukungan pemda selama ini dengan mengikutsertakan sulaman emas Air bangis di berbagai kegiatan. Baik kabupaten maupun provinsi merupakan dukungan yang sangat menguntungkan bagi pengrajin dalam memajukan hasil karya Pasaman Barat ke daerah lain. “Berdampak baik bagi perekonomian kami sendiri,” kata Riska Evera. (*)