Tujuh Daerah di Sumbar Nihil Kasus Covid-19

Warga tampak disiplin memakai masker saat berada di fasilitas publik beberapa waktu di Kota Padang dalam mencegah penularan Covid-19. DOK.

PADANG, HALUAN – Tujuh kabupaten/kota di Sumatra Barat saat ini tercatat dengan nol kasus positif aktif Covid-19 seiring terus melandainya penularan. Di sisi lain sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 juga mulai kosong dengan pasien yang membutukan perawatan intensif.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar,  Arry Yuswandi menyebutkan, tujuh daerah dengan nol kasus positif Covid-19, di antaranya Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Kota Pariaman, Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan.

“Sudah tujuh daerah yang nol kasus aktif artinya bebas kasus aktif Covid-19. Sedangkan 12 lainnya masih ada kasus positif,” kata Arry Yuswandi, kepada Haluan, Rabu (15/12).

Ia menambahkan, saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Sumbar tercatat 38 orang yang tersebar di 12 kabupaten/kota, yaitu di Sijunjung sebanyak delapan kasus, Pesisir Selatan delapan kasus, Padang lima kasus. Padang Panjang tiga kasus, Mentawai tiga kasus. Kemudian di Bukittinggi dua kasus, Pasaman dua kasus. Lima Puluh Kota dua kasus, Tanah Datar dua kasus, Kota Solok satu kasus, Agam satu kasus, Pasaman Barat satu kasus.

Sementara itu, Arry menyebutkan, secara kumulatif jumlah kasus positif Covid-19 di Sumbar sudah mencapai 89.864 orang, dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 87.674 dan kasus meninggal dunia 2.152 orang. Kondisi penambahan kasus positif pun terus menunjukkan penurunan.

Namun, Arry menyatakan, masyarakat diminta untuk tetap patuh menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah potensi lonjakan kasus. Ditambah saat ini Covid-19 mengalami mutasi dan melahirkan varian-varian baru.

“Covid-19 bisa menyerang siapa saja,  meskipun kita sudah melandai kasus aktifnya, kita harus tetap waspada dan taat prokes. Kita berharap kasus Covid-19 ini terus melandai,” kata Arry.

Selain itu, Arry juga mengajak warga yang masih belum menerima vaksin Covid-19 untuk segera divaksin dengan mendatangi pusat-pusat vaksin yang telah disediakan.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi dr. Khairul kepada Haluan mengatakan, saat ini sudah tidak ada lagi pasien Covid-19 yang dirawat di RSAM. Jumlah pasien yang membutuhkan perawatan intensif terus menurun dalam dua bulan terakhir.

“Sekarang sudah kosong. Alhamdulillah tidak ada lagi pasien yang dirawat sejak dua hari yang lalu. Penurunan sudah terjadi dalam dua bulan terakhir, karena kami menerima di bawah atau kurang dari lima pasien, bahkan beberapa kali hanya ada satu pasien,” kata Khairul, Selasa (14/12).

Padahal, pada Juli lalu saat kasus positif di Sumbar melonjak, Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di RSAM hampir penuh, bahkan pihak rumah sakit harus menyiapkan tempat tidur tambahan beserat tenaga kesehatannya.

Menurut Khairul, pihaknya tetap melakukan persiapan sebagai antisipasi keadaan terburuk penularan Covid-19 kembali terjadi. Terlebih dengan munculnya varian baru Covid-19 yang bisa saja mengancam.

Begitu juga dengan kesiapan fasilitas pendukung lainnya, sambung Khairul, RSAMN juga menyiapkan ventilator yang bisa langsung digunakan jika suatu saat dibutuhkan pasien. Selain itu, pasokan dan stok oksigen juga mencukupi.

“Oksigen di RSAM juga sudah liquid, jadi tidak ada lagi masalah. Kami punya stok oksigen yang cukup. Sementara, nakes yang sebelumnya bertugas dalam menangani pasien Covid-19 dialihkan sementara untuk menangani pasien biasa. Jadi, sekarang hanya tinggal beberapa saja untuk berjaga-jaga jika ada pasien Covid-19 yang masuk,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi RSUP Dr. M.Djamil Gustafianof kepada Haluan bahwa berbagai kebutuhan sudah disiapkan untuk mengantisipasi risiko terburuk dengan terjadinya lonjakan kasus. Mulai dari kesiapan dari SDM dan fasilitas perawatan.

“Seperti oksigen, Alhamdulillah di saat krisis kemarin pun kami tidak mengalami kekurangan oksigen. ini menunjukkan tidak ada masalah. Kami juga memiliki tabung penyimpanan liquid yang cukup besar, sehingga stok aman. Sementara untuk ventilator dan ruang rawatan setingkat ICU M. Djamil termasuk yang yang terbesar, ada sekitar 60 tempat tidur setingkat ICU,” katanya.

Sementara itu, Gustafianof menyebutkan, seiring dengan melandainya kasus penularan Covid-19, jumlah pasien positif yang menjalani perawatan juga terus berkurang. Bahkan sejak 20 hari terakhir tidak ada lagi pasien Covid-19 yang dirawat di RSUP. Pihak rumah sakit pun mulai mengkonversi tempat tidur Covid-19 untuk perawatan pasien non-Covid-19.

“Sebagiannya saat ini dialihkan untuk rawatan pasien yellow zone atau biasa. Karena pasien biasa banyak dan membutuhkan ruang rawatan, maka dialihkan sementara fungsinya. Sementara sebagian yang lain masih standby untuk pasien Covid-19 jika nanti ada yang butuh rawatan,” katanya.

Ia berharap agar kondisi seperti ini bisa bertahan lama dan ancaman dari varian baru tidak menyebar dan masuk ke Sumbar. Ia mengapresiasi keterlibatan aktif dari berbagai elemen masyarakat dalam menggencarkan vaksinasi. (h/mg-dar)

Exit mobile version