PADANG, HARIANHALUAN.ID – Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, secara resmi melepas ekspor ikan tuna sebanyak 9,3 ton dari PT Dempo Andalas Samudera ke Uni Emirat Arab (UEA), Jumat (9/5). Ekspor tersebut bernilai Rp1,87 miliar dan menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan ekspor hasil perikanan Indonesia.
Budi Santoso mengatakan, peluang pasar ekspor tuna asal Indonesia masih terbuka lebar, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Eropa. Ia menyebutkan pemerintah terus berupaya memperluas pasar ekspor produk unggulan Indonesia ke berbagai negara.
“Melihat peluang ekspor tuna yang luas ini, perlu kita tingkatkan, tidak hanya ke Uni Emirat Arab, tapi juga merambah Eropa. Apalagi ke depan kita akan menjalin kerja sama dengan sejumlah negara di kawasan tersebut,” ujarnya, didampingi Gubernur Sumbar Mahyeldi.
Selain itu, Budi mengungkapkan bahwa Indonesia menargetkan pertumbuhan ekspor sebesar 7,1 persen pada 2026. Untuk mewujudkan target tersebut, pemerintah menjalankan sejumlah program strategis, salah satunya UMKM Bisa Ekspor.
“Program ini terbukti efektif menggenjot aktivitas ekspor dari berbagai daerah, termasuk dari Ranah Minang. Sampai April 2025, total transaksi ekspor lewat program ini sudah mencapai Rp920 miliar dengan melibatkan 388 pelaku UMKM,” katanya.
Sementara itu, Co Founder Aruna PT Dempo Andalas Samudera, Utari Octavianty, menambahkan bahwa ekspor ke UEA ini merupakan pengiriman ketujuh yang dilakukan perusahaan sepanjang 2025. Ia pun berterima kasih atas dukungan Kementerian Perdagangan yang telah memperkenalkan produknya ke pasar internasional.
“Ekspor ini bisa terwujud karena bantuan Kemendag yang mengenalkan kami dengan pasar di kawasan Timur Tengah. Semoga ekspor tuna dari Sumbar terus berkembang ke berbagai negara lainnya,” kata Utari.