Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Provinsi Sumbar ini diawali dengan apel bersama yang dipimpin Wakil Bupati Padang Pariaman, dilanjutkan dengan aksi bersih-bersih di area masjid.
Dalam apel tersebut, Rahmat Hidayat membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup RI, Dr. Hanif Faisol Nurofiq. Dalam pesannya, Menteri menekankan bahwa polusi plastik merupakan “bom waktu ekologis” yang mengancam keanekaragaman hayati, ekosistem laut, dan kesehatan manusia, bahkan ditemukan dalam air minum dan tubuh manusia.
Mengutip data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2023, timbulan sampah di Indonesia mencapai 56,6 juta ton, dengan 10,8 juta ton di antaranya berupa sampah plastik. Namun, hanya 39,01 persen yang terkelola dengan baik.
Pemerintah menargetkan 100 persen pengelolaan sampah pada 2029 melalui strategi hulu dan hilir. Pendekatan hilir mencakup pelarangan TPA open dumping, pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah, dan penguatan tanggung jawab produsen (EPR). Sementara pendekatan hulu antara lain berupa pelarangan impor scrap plastik, pembatasan plastik sekali pakai, serta edukasi publik.
Menteri juga mendorong generasi muda seperti Gen-Z dan Gen-Alpha menjadi agen perubahan dengan gaya hidup minim plastik, serta mendukung lahirnya produk ramah lingkungan yang dapat digunakan ulang atau didaur ulang.
Indonesia juga akan berperan aktif dalam perundingan global terkait konvensi hukum internasional untuk menghentikan polusi plastik yang akan dilangsungkan pada forum INC-5.2 di Jenewa, Agustus mendatang.
“Bumi tidak membutuhkan kita. Kitalah yang membutuhkan bumi. Mari kita wariskan alam yang bersih, bukan krisis yang ditinggalkan,” demikian pesan penutup dari Menteri Lingkungan Hidup. (*)