SOLOK, HALUAN — Pandemi Covid-19 yang berjalan hampir dua tahun berakibat rontoknya perekonomian di dunia, tak terkecuali di Kabupaten Solok dan Sumbar secara umum. Meski demikian, beberapa sektor tetap menggeliat, di antaranya sektor pertanian dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Hal ini yang membuat Bupati Solok, Epyardi Asda, tetap mendorong tumbuhnya iklim usaha yang kondusif, karena hal ini menjadi faktor penting dalam mengakselerasikan UMKM untuk naik kelas yang tinggi.
“Seperti kita tahu, di Kabupaten Solok sektor pertanian masih bertahan, begitu juga dengan UMKM. Meski melambat saat PSBB lalu, tetapi tidak dipungkiri, pertanian dan UMKM masih menjadi tulang punggung perekonomian kita,” tutur Epyardi.
Ia menjelaskan, untuk sektor UMKM, semua dapat terwujud jika terjalinnya kemitraan yang baik antara usaha kecil dan besar serta adanya persaingan usaha yang sehat. Dikatakannya, UMKM yang tumbuh dan berkembang sejalan dengan pemantapan industri nasional, bukan untuk menarik ke bawah pelaku usaha besar.
“Saya yakin dengan membangun kerja sama untuk memastikan terbangunnya kemitraan yang baik antara usaha kecil dan usaha besar baik di pusat dan daerah dan menghindari persaingan usaha yang tidak sehat dapat membuat UMKM di Kabupaten Solok melesat,” katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah Pusat ikut berupaya melakukan akselerasi hal ini dapat dilihat dengan keluarnya PP No. 7/2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Insentif UMK dan Koperasi, misalnya, berupa pengurangan atau keringanan pajak daerah, pengurangan atau keringanan retribusi daerah, serta pemberian bantuan modal kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan/atau Koperasi.
“Dengan selarasnya upaya pemerintan pusat dengan daerah, selain dapat mempermudah petumbuhan juga dapat melindungi produk lokal UMKM dalam perdagangan online,” ucapnya lagi.
Sebelumnya, Bupati Solok Epyardi Asda bersama TP PKK dan Dekranasda Kabupaten Solok mempopulerkan sejumlah produk lokal dalam berbagai kegiatan. Bahkan beberapa waktu lalu, Pemkab Solok menggelar fashion festival yang mengangkat batik khas Solok yakni Batik Salingka Tabek dan Rumah Gadang, yang menjadi sorotan dan apresiasi di tingkat nasional.
Bahkan, Epyardi Asda menginstruksikan ASN untuk menggunakan batik lokal setiap hari Rabu. Teranyar, Bupati Solok juga menjalin kerja sama dengan lembaga resmi di bawah Kementerian Koperasi UKM, yakni Smesco Indoenesia, dalam hal promosi dan pengembangan produk-produk serta pelaku usaha untuk Kabupaten Solok secara digital.
Sektor Pertanian
Epyardi Asda juga menjelaskan, bahwa Kabupaten Solok saat ini memiliki beberapa komoditas unggulan yang dapat dikembangkan, di antaranya nilam atau bahan untuk minyak atsiri, beras, rendang, kopi, dan lainnya. Upaya yang ditempuh untuk pengembangan di sektor pertanian adalah memanfaatkan lahan kosong dan pembukaan jalan tani.
“Sektor ini juga penting. Kami di Pemkab sudah mendatangkan sejumlah ekskavator untuk nagari-nagari yang membutuhkan. Alhamdulilah saat ini sudah berjalan dengan baik. Jalan-jalan sudah mulai dibuka,” ucapnya.
Ia menjelaskan, setelah jalan tersebut dibuka pihaknya akan menggangarkan penerangan jalan serta bibit buat yang dibutuhkan oleh warga setempat. “Jalan dibuka, lalu dibangun dengan swakelola. Selanjutnya penerangan (listrik) lalu bibit gratis sesuai apa yang dibutuhkan warga juga kami berikan,” kata Epyardi lagi. (h/rvo)