HARIANHALUAN.ID – Setelah berjalan selama 4 (empat) hari, Bimbingan Teknis Fasilitator Bimbingan Perkawinan (Bimwin) Calon Pengantin ditutup Kakanwil Kemenag Sumbar diwakili Kepala Bidang Urais Edison, Jumat (17/6) di Hotel Pusako Bukittinggi.
Bimtek ini sudah berlangsung sejak tanggal 14 Juni lalu. Hadir Subkoordinator Kepenghuluan dan Fasilitasi FBKS, Syafalmart dan SubKoordinator Bina Lembaga dan Sarpras KUA Yosef Chairul.
Dikatakan Edison, pola Bimwin ini berbeda dengan pelatihan sebelumnya yang lebih monolog. Bimtek ini dilengkapi dengan modul dan polanya berbeda, menggunakan metode andragogi.
“Ada pelibatan peserta, ada simulasi dan ice breaking. Sehingga nantinya catin tidak dianggap orang yang kosong, mereka diajak diskusi. Bukan narasumber saja yang ngomong,” jelas Kabid Urais.
Edison juga minta metode ini harus dikembangkan di daerah masing-masing. Dimulai dari pre test, kontrak belajar, perkenalan, simulasi dan ice breaking serta postest.
Ditekankan Kabid Urais, bimbingan perkawinan ini harus dihandel oleh fasilitator yang sudah terbimtek. Hal ini sesuai dengan Keputusan Dirjen Bimas Islam nomor 172 tahun 2022.
“Kita juga akan kembangkan dengan Bimwin berbasis mesjid. Hal ini sejalan dengan Program Revitalisasi Khazanah Surau (Prokes) Kakanwil Kemenag Sumbar. Ini untuk menutupi ketidakmampuan kita melaksanakan Bimwin secara reguler,” jelas Edison.
Menguatkan program ini, lanjut Edison peserta Bimtek ini pun diutamakan dari daerah mesjid piloting Prokes. Diharapkan anggarannya juga dari Mesjid dan pihak yang tidak mengikat.
“Dari 45 ribu peristiwa nikah, hanya 3.000 yang bisa dilakukan Bimwin secara reguler. Selebihnya hanya penasehatan dan screening dari KUA dan Penghulu,” pungkas Kabid yang juga pernah menjadi KUA teladan ini.
“Kita maksimalkan tempatnya di ruangan selain tempat shalat seperti TPA dan MDA. Sehingga bisa diterapkan materi sesuai modul terutama ice breaking. Ditambah dengan materi dari ninik mamak dan bundo kanduang,” sambung Edison.
Dipesankan Edison, metode ice breaking ini akan berkembang terus. Yang ada saat ini hanya sebagai contoh. Silahkan cari ilmu baru dan berbagi sesama fasilitator, pesan Edison.
Sementara itu, Syafalamart sebagai penanggungjawab kegiatan mengatakan saat ini fasilitator bimbingan perkawinan di Sumbar sangat terbatas. Tahun 2021 hanya ada lebih kurang 20 orang.
“Fasilitator yang ada masih jauh dari jumlah peristiwa nikah yang ada di Sumatra Barat. Seyogyanya Bimtek ini dilaksanakan oleh Kemenag RI. Namun karena covid 19 maka dialihkan ke Kanwil,” ungkapnya.
Untuk itu kata Syafalmart kegiatan ini menghadirkan narasumber nasional yang berasal dari Tim Instruktur dari Kemenag RI. Kegiatan ini menyasar 55 orng Penyuluh dan Penghulu se Sumatera Barat.
Diakhir kegiatan juga diserahkan sertifikat fasilitator yang ditandatangi langsung Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag RI dan Kakanwil Kemenag Sumbar sebagai legalitas dalam memberikan Bimwin catin. (*)