PADANG, HALUAN — Pemerintah daerah (Pemda) di Sumbar terus berupaya mengejar target 70 persen vaksinasi Covid-19 menjelang tutup tahun 2021. Sejauh ini, capaian vaksinasi dosis pertama di Sumbar baru 67 persen atau 2,9 juta orang, yang diraih melalui pengerahan tim vaksinator tambahan ke seluruh kabupaten/kota.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov Sumbar, Arry Yuswandi mengatakan, untuk mencapai target 70 persen vaksinasi Covid-19, jumlah warga yang telah disuntik vaksin sudah melampaui 3 juta penerima. Angka tersebut harus bisa tercapai di sisa waktu sebelum pergantian tahun.
“Kita harus melakukan vaksinasi untuk hari tersisa jelang penutupan tahun 2021 ini untuk 132.000 orang atau tiga persen lagi, agar 70 persen vaksinasi bisa tercapai. Setidaknya 1 persen vaksinasi itu, butuh 44.000 warga yang disuntik,” kata Arry Kamis, (30/12).
Ia menambahkan, meski dengan waktu yang tersisa akan sulit mencapai target 70 persen vaksinasi, namun pihaknya masih optimistis Sumbar bisa mencapai target minimal untuk membentuk kekebalan komunal atau herd immunity tersebut.
“Kita masih terus melakukan upaya-upaya peningkatan. Vaksinasi akan terus dilakukan hingga batas akhir kemampuan. Kita optimis saja, meskipun ada rasa pesimis dengan kondisi ini. Semua pihak akan terus dikerahkan dalam mencapai angka di atas 67 persen, ” katanya.
Di sisi lain, Arry mengatakan perlu untuk meninjau ulang total sasaran vaksinasi di Sumbar yaitu 4,4 juta orang, sebab tidak tertutup kemungkinan warga dengan KTP Sumbar tapi berdomisili atau merantau di provinsi lain.
Arry menyebutkan, Dinkes akan memeriksa data penduduk Sumbar yang real dan memang berdomisili di Sumbar, sehingga nantinya target sasaran vaksinasi lebih terukut. “Bisa saja dengan jumlah penduduk yang ada sekarang sebenarnya sudah tercapai, tetapi menurut data nasional belum tercapai,” katanya.
Arry mengungkapkan, Pemprov Sumbar sudah menyiapkan berbagai upaya untuk mengejar target 70 persen, khususya menggenjot capaian vaksinasi di daerah yang masih rendah, seperti menyusun target minimal capaian vaksin di setiap daerah. Ia memisalkan di Kabupaten Agam harus menyuntikan vaksin kepada 37 ribu lebih warga perharinya dan di Kabupaten Padang Pariaman 27 ribu lebih perharinya untuk mencapai target 70 persen.
“Capaian vaksinasi di 11 kabupaten/kota masih di bawah realisasi provinsi 65,46 persen, bahkan dua daerah diantaranya masih di bawah 50 persen, yaitu Padang Pariaman dan Agam. Baru delapan daerah yang telah melebihi target nasional, 70 persen,” katanya.
Dinkes Sumbar, sambung Arry, sudah mengirim tenaga vaksinator tambahan di daerah-daerah dengan capaian vaksinasinya masih rendah, yaitu ke Kabupaten Agam, Padang Pariaman, Pasaman Barat dan Pesisir Selatan. Ia memperkirakan, dalam sehari tim vaksinator tambahan tersebut bisa menyuntikan vaksin kepada 100 hingga 150 orang.
Selain itu, Arry menyebutkan, untuk mempercepat capaian vaksin Covid-19, pihaknya juga akan meggencarkan vaksinasi door to door dengan mendatangi warga langsung ke kediamannya. Terutama kelompok lansia yang memiliki keterbatasan untuk mendatangi tempat vaksinasi.
Berdasarkan laman vaksin.kemkes.go.id, capaian vaksinasi Covid-19 di Sumbar per Kamis 30 Desember 2021 untuk dosis pertama sudah mencapai 67,36 persen aau 2,969 juta orang, dan untuk dosis kedua 42,42 persen atau 1,870 orang, dari target penerima sebanyak 4.408.509 penerima. Kelompok lansia tercatat sebagai penerima vaksin terendah karena masih di bawah 50 persen, yaitu 43,12 persen untuk dosis pertama dan 22,88 persen untuk dosis kedua dari target penerima 489.575.
Vaksin Booster
Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan pihaknya akan mempercepat vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster usai ditemukannya kasus Covid-19 varian Omicron transmisi lokal di Jakarta. Pemerintah mempertimbangkan percepatan vaksinasi booster kepada kelompok rentan, seperti lansia mulai Januari 2022.
Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta tambahan dosis diberikan pada awal tahun. Namun Kemenkes hingga saat ini belum mengeluarkan payung hukum dosis tambahan tersebut.
“Dengan adanya Omicron, pelaksanaan vaksinasi booster akan dilakukan percepatan. Apalagi melihat hari ini kita mendapatkan transmisi lokal. Berbagai negara juga merekomendasikan vaksinasi booster diutamakan untuk kelompok rentan. Untuk itu, Kemenkes menilai pentingnya percepatan vaksinasi dosis primer maupun booster kepada lansia,” kata Nadia.
Data Kemenkes pada Selasa (28/12) menunjukkan, jumlah lansia yang sudah vaksin Covid-19 dosis pertama mencapai 13,8 juta orang atau 64,03 persen dari target. Sedangkan, total lansia yang menerima suntikan dosis kedua baru 8,8 juta orang atau 40,9 persen dari target.
Nadia mengingatkan, stok vaksin dosis primer untuk 70 persen penduduk tidak boleh digunakan untuk vaksinasi booster. Apalagi, studi asal Afrika Selatan menunjukkan individu yang sudah divaksin dua kali akan terlindungi dari Covid-19. Apabila tertular, pasien umumnya tidak memiliki gejala atau bergejala ringan. Selain itu, vaksinasi lengkap dapat menurunkan risiko perawatan di rumah sakit dan menekan angka kematian. “Jadi semua orang dapat vaksin dulu, dapat perlindungan bersama, baru itu yang bisa kita lakukan untuk menangani Omicron,” kata Nadia. (h/dar)