Ia juga menilai bahwa wajah baru pertanian Sumbar harus melibatkan generasi muda yang membawa semangat baru, pendekatan baru, dan kemampuan dalam menggunakan teknologi pertanian modern yang terintegrasi dengan proses hilirisasi dan pemasaran digital.
“Model lama dengan pelaku lama tidak akan cukup. Harus ada regenerasi dan inovasi. Anak muda harus masuk ke sektor pertanian, bukan sekadar ikut, tapi menjadi motor penggerak,” katanya.
Endrizal juga mengungkapkan bahwa sebelum bencana gempa besar beberapa tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Sumbar sempat mencapai enam persen per tahun. Namun, pascabencana, pertumbuhan stagnan di angka lima persen, dengan sektor pertanian menunjukkan tren penurunan.
“Dengan adanya program DAUN, kita berharap Sumbar tidak hanya keluar dari stagnasi ekonomi, tetapi juga bisa menjadi pelopor ketahanan pangan nasional berbasis nagari. Ini hanya bisa terjadi jika ada kolaborasi multipihak dan komitmen kuat untuk menjadikan anak muda sebagai ujung tombaknya,” tutur Endrizal. (*)