Kerja ikhlas yang terus ia bangun untuk dirinya, seperti mata air jernih yang mengalir tenang tanpa hambatan. Pada 2001 akhir penyelesaian S3 di Malaysia, nasib baik pun bercucuran dalam perjalanan kariernya.
Pada 2004, ia diangkat menjadi Ketua Jurusan Kimia Unand. Lalu dua berlalu sebentar, pada 2006 si Ong melompat menjadi Wakil Rektor 1 Unand di usianya yang masih terbilang muda, 40 tahun dan di usia itu pula ia telah menjadi seorang profesor. Sebelum menjabat Rektor di Universitas Dharma Andalas (Unidha) ini, sebelumnya ia juga telah menjadi rektor di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang.
“Ya begitulah hadiah Allah, ketika saya bersungguh-sungguh, ikhlas, dan terpenting berbakti kepada orang tua tentunya. Sampai kini, sesibuk apa saya dengan jabatan ini, sekali seminggu saya pasti menyempatkan pulang kampung bertemu orang tua, yang kini hanya tinggal ibu saya. Saya tak berarti apa-apa sampai kini, kalau tidak tanpa mereka,” ujar Novesar Jamarun.
Pendidikan Itu Harga Mati
“Sampai kini, saya masih pandai menyadap karet, mencangkul, membajak dan mengembala kerbau. Saya tak menghilangkan ini dan tahu untung. Hal itulah yang sebenarnya membesarkan dan membuat saya seperti ini. Sederhananya pekerjaan yang diajarkan orang tua, dari kerja kampung itulah yang menjadikan saya seperti ini,” ia mengingat dirinya.

Novesar selalu mengetengahkan kepandaiannya itu meski telah seorang profesor sekalipun. Katanya, hal itu agar dia tahu diri dengan dirinya yang dibesarkan oleh hal-hal sederhana dari kampung yang mengisyaratkan jalan panjang dan susahnya menggapai pendidikan.
Dengan keberhasilannya kini berkat pendidikan, lantas ia tak menyudahi mimpi-mimpi pendidikan tersebut. Kadang, katanya, banyaknya mimpi-mimpi pendidikan di kampung tetap luput dari simpati dan empati kita dan banyak orang yang memiliki kuasa.
“Dan sejak saat itu sampai sekarang ini, saya bergelut untuk membangun pendidikan untuk Indonesia, dan khususnya di Sumbar. Saya meyakini masih banyak mimpi-mimpi anak kita yang tersangkut-sangkut karena ketidakberdayaannya. Ini yang ingin saya jembatani demi pendidikan generasi kita ini,” tuturnya.