JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Angin segar berhembus bagi masa depan komoditas Gambir Sumatra Barat. Pemerintah pusat akhirnya menyatakan kesiapan untuk menggelontorkan anggaran untuk pembangunan dua unit pabrik hilirisasi Gambir di Ranah Minang.
Kepastian itu didapat setelah Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, bersama tujuh Bupati bertemu dengan Menteri Pertanian (Mentan) RI, Amran Sulaiman, dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian pada forum Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Percepatan Pelaksanaan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas Perkebunan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin (22/9/2025) lalu.
Para Bupati yang hadir diantaranya adalah Bupati Agam Beni Warlis, Bupati Padang Pariaman John Kennedi Aziz, Bupati Limapuluh Kota Safni Sikumbang, Bupati Solok John Firman Pandu, Bupati Solok Selatan Khairunnas, Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni, serta Bupati Pasaman Welly Suheri.
Setiap Bupati turut didampingi jajaran Kepala Dinas pertanian masing-masing daerah, menegaskan keseriusan kolaborasi lintas kabupaten untuk mendorong hilirisasi Gambir di Sumatra Barat.
Kabar ini menjadi tonggak sejarah baru bagi petani Gambir, sebab hilirisasi yang selama ini hanya sebatas wacana, kini mulai mendapatkan kepastian. Dua daerah sentra, yakni Kabupaten Pesisir Selatan dan Limapuluh Kota, dipastikan menjadi lokasi berdirinya pabrik tersebut. Kedua Pemkab bahkan sudah menyiapkan lahan pembangunan.
Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distanhortbun) Sumbar, Afniwarman, mengungkapkan bahwa Pemprov segera menyiapkan dokumen Feasibility Study (FS), Detail Engineering Design (DED), dan proposal pembangunan dua pabrik ini.
“Target kita Desember semua dokumen rampung, sehingga bisa langsung diajukan ke Kementerian Pertanian,” ujarnya kepada Haluan Selasa (23/9/2025).
Menurut Afniwarman tim khusus akan segera dibentuk. Tim ini melibatkan akademisi dari Universitas Andalas dan Politeknik Pertanian Payakumbuh, serta berbagai pihak terkait. Anggaran penyusunan dokumen diproyeksikan masuk ke Anggaran Perubahan tahun ini.
“Nanti kita lihat skema terbaik, apakah swakelola atau menunjuk pihak ketiga. Yang jelas, kita ingin semuanya selesai tepat waktu,” tegasnya.
Ia menyatakan bahwa hilirisasi Gambir bukan sekadar membangun pabrik. “Gambir yang diolah nanti tidak lagi dalam bentuk mentah, tapi sudah berupa sabun, sampo, kosmetik, obat-obatan bahkan tinta. Nilainya tentu berlipat ganda,” jelasnya.